Hampir Masuk Usia Emas, New Carry Eksis Warnai Sejarah Perkembangan Angkot

Hampir masuk usia emas, New Carry eksis warnai sejarah perkembangan angkot - SIS
Hampir masuk usia emas, New Carry eksis warnai sejarah perkembangan angkot - SIS

Autogear.id – Suzuki Carry dikatakan hampir memasuki usia emas. Harus diakui, model ini telah mewarnai perjalanan panjang perkembangan angkutan kota (angkot) di berbagai daerah di Indonesia.

Berhubungan dengan hari Angkutan Nasional beberapa waktu lalu, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengajak masyarakat meningkatkan kesadaran menggunakan transportasi umum, sebagai aksi bersama lebih ramah lingkungan.

Menjadi produsen kendaraan komersial ringan, pabrikan Suzuki mengaku ikut memberi dampak pada perkembangan angkutan umum di tanah air. Lewat penyediaan New Carry sebagai angkot, dan dapat dikaroseri sesuai kebutuhan. Pada 1978, untuk pertama kalinya Carry diubah menjadi angkot di Kota Manado, Sulawesi Utara. Kemudian diadopsi ke berbagai wilayah, salah satunya Jakarta.

Sebagai pusat putaran ekonomi Indonesia, Jakarta dikenal dengan angkutan umumnya yang beragam dan jumlah trayek yang banyak. Hingga kini terdapat setidaknya 11 operator utama, berpartisipasi dalam pengadaan dan peremajaan angkot di Jakarta.

New Carry Rajai Lebih dari 50% Unit Mikrotrans

Bahkan kondisi terkini dijelaskan, New Carry merajai lebih dari 50% unit Mikrotrans, yang beredar di bawah naungan PT Transportasi Jakarta. Pada 2019, saat pemerintah DKI Jakarta menginisiasi inovasi AC, penunjuk arah, LED Trayek, dan CCTV pada unit Miktrotrans, New Carry yang pertama dijadikan percontohan, untuk trayek Cikini - Gondangdia.

Dalam pengembangannya, pemerintah Jakarta telah mengatur peraturan karoseri angkot. Agar tampilan interior dan eksteriornya, mencerminkan citra angkutan umum berkualitas, nyaman, dan aman. Tertuang pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, turut menertibkan keseragaman badan kendaraan, meliputi kaca-kaca, pintu, engsel, tempat duduk, pemasangan tanda kendaraan, hingga fasilitas di dalamnya.

New Carry diakui memiliki keunggulan yang menjadikannya pilihan para operator. Di antaranya daya angkut yang mencapai 1 ton. Membuat aktivitas membawa penumpang dan barang tidak terkendala.

Variannya tepat guna, opsi sasis atau pick-up. Memudahkan operator memilih tipe paling tepat untuk dikaroseri. Secara dimensi, mobil ini juga lebih lebar (1675 mm), menambah lapang ruang interior.

Selain Angkot, Juga Logistik Hingga Ambulance

Miliki performa mesin yang “bandel”, sehingga tidak merepotkan pengguna dalam perawatan dan rutinitas kerja. Kendati demikian, ketersediaan jaringan servis dan suku cadang tetaplah terjangkau. Selain angkot, mobil ini juga banyak dijumpai untuk boks pengantar logistik, coffee truck, ambulance, dan lainnya.

Asst. to Dept. Head of Fleet Business & Sales Support PT SIS Sukma Dewi menyampaikan komitmen perusahaannya dalam pengembangan angkot di Indonesia, dimana karoseri New Carry menjadi salah satu transportasi umum kebanggaan mereka. “Bukti kalau Suzuki selalu menghadirkan unit kompeten, untuk mendukung kegiatan berbagai industri, salah satunya angkutan umum,” urainya.

Momen kedatangan Carry hingga akhirnya diproduksi dalam negeri, terjadi di awal perkembangan otomotif Indonesia, era 1970-an. Sesuai peruntukkan, mobil ini banyak digemari dan menjadi andalan para wirausahawan. Hampir 50 tahun mengukuhkan market share tertinggi di segmen kendaraan niaga ringan Indonesia.


(uda)