Autogear.id – Porsche bekerja menuju keseimbangan karbon netral di seluruh rantai pasokan, untuk mobil-mobilnya pada tahun 2030. Mengingat emisi kendaraan masih menjadi isu hangat belakangan ini. Semua berupaya mewujudkan kondisi karbon netral, untuk lingkungan yang lebih baik.
Kali ini Porsche AG dan perusahaan start-up energi asal Swedia, H2 Green Steel menandatangani perjanjian untuk pasokan baja rendah CO2. Tujuannya, lebih meningkatkan keseimbangan emisi kendaraan Porsche, dengan menggunakan baja rendah CO2.
Dikatakan, H2 Green Steel berencana memproduksi baja dengan menggunakan energi terbarukan di Boden, Swedia, mulai akhir tahun 2025. Awal 2026, Porsche dan berbagai pemasok langsung bahan produksi Porsche akan menerima pasokan baja rendah emisi dari H2 Green Steel.
Bahan tersebut akan memiliki salah satu jejak karbon terendah di pasar, dimana H2 Green Steel mengandalkan proses produksi yang inovatif, dengan hidrogen dan listrik dari sumber energi terbarukan. Oleh karena itu, produksi baja ini hampir bebas CO2.
Menurut H2 Green Steel, hal ini menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah hingga 95%, dibandingkan dengan produksi baja konvensional berbahan batu bara kokas. Hingga 35.000 ton baja rendah emisi yang diproduksi di Swedia akan digunakan per tahun untuk produksi seri kendaraan Porsche. Sebagai perbandingan, pada tahun lalu 220.000 ton baja digunakan di kendaraan Porsche.
"Baja rendah CO2 memainkan peran kunci dalam strategi keberlanjutan kami. Dengan baja dari H2 Green Steel, kami bertujuan untuk mengurangi emisi CO2 yang disebabkan oleh bahan penting ini," jelas Executive Board Member for Procurement di Porsche AG, Barbara Frenkel.
Proporsi baja pada kendaraan Porsche terus dikurangi dalam beberapa tahun terakhir. Sementara itu, Porsche semakin mengandalkan aluminium untuk konstruksi ringan. Namun, baja tetap menjadi salah satu elemen kunci dalam konstruksi mobil sport, karena sifat mekaniknya yang sangat baik.
"Energi, proses, dan bahan menyumbang sebagian besar emisi CO2 dalam rantai pasokan. Itulah sebabnya kami ingin tingkatkan penggunaan bahan daur ulang, dan listrik ramah lingkungan. Dalam proses produksi pemasok langsung, sebagai upaya dekarbonisasi kami," komentar Barbara Frenkel.
Didirikan pada tahun 2020, H2 Green Steel punya ambisi mempercepat dekarbonisasi industri baja, dengan menggunakan hidrogen hijau. Pendiri dan pemegang saham terbesar H2 Green Steel adalah Vargas. Merupakan salah satu pendiri dan pemegang saham terbesar di perusahaan pembuat baterai asal Swedia, Northvolt. Berkantor pusat di Stockholm, Swedia, dengan pabrik baja hijau pertamanya yang sedang dikembangkan di Boden, Swedia utara.
(uda)