Penipuan Tiket Bus Merajalela, Butuh Keseriusan Pemerintah?

Penipuan Tiket Bus Merajalela, Butuh Keseriusan Pemerintah? - PO SAN
Penipuan Tiket Bus Merajalela, Butuh Keseriusan Pemerintah? - PO SAN

Autogear.id – Kasus penipuan tiket bus, dengan modus menyebar nomor telepon di Google Review dan media sosial kini merajalela. Calon penumpang dirugikan, sebab tak bisa naik bus meski sudah bayar. Pengusaha bus pun dirugikan, karena penipuan mencatut namanya. Berisiko merusak kepercayaan masyarakat, yang hendak memakai jasa PO Bus tersebut.

Direktur Utama PT SAN Putra Sejahtera (PO SAN), Kurnia Lesani Adnan atau akrab disapa Sani mengatakan, penipuan tiket bus masih terus terjadi. Calon penumpang diimbau hanya memesan lewat jalur resmi. Otomatis calon penumpang harus mau rajin mencari dan memastikan jalur resmi, agar tak tertipu.

“Oknum penipu menyebar nomor di Google Review, maupun di media sosial. Calon penumpang menghubungi nomor, yang ternyata bukan milik agen resmi PO Bus. Korban tidak mengecek kembali,” kata Sani yang juga Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dia pun berharap penipuan tiket bus ini dapat diberantas. Pemerintah juga diminta aktif melakukan upaya perlindungan. Demi mencegah semakin banyak korban berjatuhan.

“Aksi penipuan ini sudah berlangsung lama. Diharapkan semua pihak, masyarakat, PO Bus, pemerintah dan pihak terkait bersama-sama memberantasnya. Agar tidak semakin banyak yang dirugikan, yakni masyarakat, PO Bus dan para karyawannya,” kata Sani.

Risiko Merusak Kepercayaan

Sementara dari sisi pihak PO Bus, aksi penipuan ini mengancam nama baik dan reputasi perusahaan. Masyarakat bisa saja menganggap, penipuan ini dilakukan atas kongkalikong dengan operator. Ini bakal merusak kepercayaan masyarakat, untuk menggunakan jasa bus, sebagai salah satu moda transportasi darat.

Karena itu keseriusan pemerintah dalam menyelesaikan masalah ini sangat diharapkan. “Apalagi pemerintah telah mewajibkan perusahaan otobus menggunakan sistem tiket elektronik, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 12 Tahun 2021,” tukas Sani.

Kewajiban tersebut telah dipenuhi PO Bus, jadi pemerintah harus hadir dalam pengawasan dan penindakan hukum terhadap pelaku. “Pemerintah harus menyelesaikan masalah penipuan ini secara hukum dengan sangat serius,” tegas Sani.

Puluhan Kali Laporan Penipuan

Sementara Wakil Direktur PO SAN Kurnia Lesari Adnan (Sari) menjelaskan, perusahaannya sudah menjadi korban penipuan ini. Banyak terjadi di Google Review, di akun fanbase Facebook PO SAN, yakni SAN Lover, juga di kolom komentar Instagram PO SAN.

Pada laman SAN Lover, sering muncul pertanyaan dari netizen, kalau mau pesan tiket PO SAN di mana? Nah di sinilah penipu masuk, dengan mencantumkan nomor telepon palsu. Mereka menuliskan nomor Pemesanan Tiket Hubungi 083837773599, atau Hubungi Akun Resmi 085273027004.

“Ada juga nomor 085711454297 dan nomor lain, yang bukan merupakan nomor resmi kami. Netizen atau calon penumpang yang tidak mengecek kebenaran nomor itu, langsung bertransaksi dengan nomor palsu tersebut,” imbuh Sari.

Lanjutnya lagi, mereka sudah mendapat 20 kali laporan penipuan, dengan total kerugian Rp15.704.927. Di antaranya ada calon penumpang rugi hingga Rp2,1 juta, untuk tiga penumpang yang akan berangkat. Penumpang ini mendapat tiket elektronik, mirip tiket resmi PO SAN.

Sari menduga, penipu punya tiket resmi PO SAN, kemudian menirunya. Bagi calon penumpang awam, tentu tak bisa membedakan tiket resmi atau palsu. Tapi ketika mau naik bus, di manifest tidak tercantum namanya. “Bila penumpang jadi korban penipuan, harus berani lapor polisi. Karena korban yang bisa melaporkan, bukan operator bus,” ucapnya.


(uda)