Autogear.id – Diva Zahra merupakan pereli muda yang beraksi di kancah balap mobil tanah air, perempuan muda berparas cantik, berusia 24 tahun.
Diva menjadi matang, lantaran mendapat gemblengan dari seorang Rifat Sungkar, pereli papan atas Indonesia yang juga sudah popular di mancanegara. Tahun 2025 menjadi momen membanggakan, sekaligus batu loncatan penting bagi perjalanan karier Diva di dunia reli.
Mojang Bandung kelahiran 31 Juli 2001 itu memperlihatkan performa menawan sepanjang Kejurnas Sprint Rally 2025, dengan menyabet Juara 2 di Kelas Wanita.
Bahkan pada putaran terakhir, Diva juga berhasil masuk Top 6 Non-Seeded, dan naik Podium 3 di Kelas U25 (under 25) di tengah dominasi para pereli pria.
“Pencapaian musim 2025 sangat berarti untuk saya. Bukan hanya tentang podium. Setiap stage memberi pembelajaran yang membentuk saya menjadi pembalap yang lebih matang,” papar Diva yang mendapat dukungan dari Pertamax Turbo, Fastron dan Telkomsel sebagai sponsor utama. Juga Digiroad, Enervon Active, Tekiro dan Autovision sebagai co-sponsor.
Kejurnas Sprint Rally 2025 yang baru saja berlalu memang menjadi semakin berkesan untuk sosok Diva, karena tingkat persaingan yang kian kompetitif.
Menariknya lagi, peserta di Kelas Wanita pun semakin banyak. Menjelaskan bahwa pencapaian yang diraih Diva, terjadi bukan di saat yang mudah.
Perempuan berambut panjang ini mampu membuktikan konsistensinya, pertumbuhan kemampuan balapnya, juga mental yang semakin kuat. Satu dari sekian alasan, yang membuat Rifat Sungkar tertarik untuk mendidiknya.
Salah satu bukti konsistensinya adalah finish rate mencapai 100%. Artinya dari semua putaran sepanjang Kejurnas Sprint Rally 2025, Diva Zahra mampu sampai finis.
Merupakan prestasi yang luar biasa, bagi sosok pereli yang tengah mengambil program S2 bidang Hukum di Universitas Indonesia ini.
Menjelaskan bukan hanya konsistensi pembalapnya, namun juga keutuhan dan kerja sama tim balap dimana Diva bernaung.
“Bayangkan, saya mendidiknya bukan dari sekadar Nol, tapi minus. Awal Diva turun di dunia balap, mengendarai mobil sering mati mesin. Diva cengeng, tapi gak gampang menyerah, ternyata dia berbakat,” tutur Rifat di kawasan Pakubuwono, Jakarta Selatan.
Lucunya, setiap latihan Rifat akui membawa karet gelang. Jadi apabila Diva melakukan kesalahan dalam Latihan, tak segan-segan Rifat menjepretnya dengan karet gelang.
“Itu hukuman yang saya terapkan, dan sering dia dapatkan. Tapi dia gak kapok, malah semakin menunjukkan peningkatan dari latihan ke latihan,” imbuh Rifat.
Diva kembali menyampaikan, musim reli 2025 bukan sekadar tentang jumlah raihan piala, tetapi tentang bagaimana dirinya berkembang sebagai pereli.
(uda)
