Autogear.id – Indonesia kembali menjadi tuan rumah gelaran bergengsi Shell Eco-marathon. Di mana untuk kedua kalinya kegiatan tersebut digelar di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB (4-9/7/2023). Bahkan tahun ini Indonesia ketempatan sebagai penyelenggara event, dengan skala lebih besar. Yakni Shell Eco-marathon Asia-Pacific and Middle East 2023. Dengan dua kategori lomba, Prototype dan UrbanConcept.
Pada 2023 ini, total peserta ada 76 tim dari 13 negara. Indonesia kembali mengirimkan sekitar 47 tim, dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Tanah Air. Semua berkompetisi, dalam mengembangkan inovasi dan ide-ide cemerlang di dalam kegiatan yang berlangsung sekitar lima hari. Saling berlomba dalam menguji mobil hemat energi rancangan masing-masing, di salah satu sirkuit yang menjadi kebanggaan Indonesia ini.
Untuk informasi, tahun lalu jarak tempuh terbaik pada kegiatan ini diraih Tim Nakoela dari Universitas Indonesia di kategori Prototype. Kendaraan yang mereka buat berhasil menempuh jarak 905,2 kilometer per liter (km/l), kalau dihitung setara dengan jarak berkendara dari Lombok ke Semarang, Jawa Tengah.
Kemudian pemenang lainnya adalah Semar Proto UGM dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan hasil 586,9 kilometer per kilowatt hour (km/kWh), pada kategori baterai listrik. Prestasi selanjutnya diraih Apatte Elang Perkasa Tim 2 dari Universitas Brawijaya, dengan hasil 361,2 kilometer per meter kubik (km/m3), dalam kategori kendaraan menggunakan sel bahan bakar hidrogen.
Baca Juga:
Alasan Mitsubishi RALLIART Pede Boyong Juara AXCR Lagi
Untuk UrbanConcept, rekor jarak tempuh terbaik untuk kategori mesin pembakaran dalam atau Internal Combustion Engine (ICE) adalah 544,2 km/l. Kembali dicapai oleh tim Indonesia, yakni Garuda UNY Eco Team, dari Universitas Negeri Yogyakarta. Pemenang lainnya antara lain tim Arjuna dari Universitas Indonesia, dengan hasil 194,2 km/kWh di kategori baterai listrik, dan TP Eco Flash dari Temasek Polytechnic Singapura, dengan hasil 137 km/m3 di kategori bahan bakar hidrogen.
General Manager dari tim Semar Proto UGM, selaku pemenang kategori Prototype, dengan sumber energi baterai elektrik. Dan juara kedua kategori UrbanConcept berbahan bakar ICE, Adzim Mardiansjah kala itu mengatakan, memenangkan kompetisi ini merupakan pengalaman sangat menyenangkan, menantang, dan istimewa. “Kami bekerja paling tidak lima jam sehari, selama enam hari per minggu, dalam waktu setahun ke belakang, untuk mempersiapkan kompetisi ini,” ungkapnya.
Beruntung, semua hasil kerja keras mereka tidaklah sia-sia. Adzim pun mengaku dia dan tim begitu senang dengan prestasi yang dicapai. Mereka berharap, pada Shell Eco-marathon selanjutnya, yaitu tahun 2023 bisa mencapai target yang jauh lebih tinggi. Dikatakan, kompetisi off-track pada saat Shell Eco-marathon tahun lalu, memberi penghargaan bagi lima kategori.
Antara lain kategori keselamatan perjalanan, desain kendaraan untuk Prototype dan UrbanConcept, inovasi teknis, keselamatan dan penghargaan kategori Spirit of the Event. Para pemenang merupakan tim-tim dari Singapura, Filipina, India dan Indonesia. Diharapkan Indonesia bakal mengantongi banyak gelar juara lagi pada kegiatan kali ini, seperti tahun sebelumnya.
(uda)