Awas, 5 Kebiasaan Ini Malah Bikin Ban Mobil Gampang Rusak!

Awas, 5 Kebiasaan Ini Malah Bikin Ban Mobil Gampang Rusak!
Awas, 5 Kebiasaan Ini Malah Bikin Ban Mobil Gampang Rusak!

Autogear.id – Ban mobil menjadi komponen penting, yang sangat menentukan sistem pengereman, kestabilan, hingga kendali pada kendaraan.

Sayangnya, masih banyak pengendara yang menyepelekan kondisi ban. Padahal risiko kecelakaan di jalan meningkat akibat ban pecah, aus, dan tekanan angin tidak sesuai.

Seringkali pengendara baru sadar kerusakan pada ban ketika kondisi sudah parah, seperti kempes atau sobek. Semua bisa dicegah bila pengendara rutin mengecek dan lakukan perawatan.

National Sales Manager (PCR) Passenger Car Radial Hankook Tire Sales Indonesia, Apriyanto Yuwono menjelaskan, rata-rata ban bisa digunakan secara maksimal untuk menempuh jarak 40.000 hingga 50.000 kilometer, sebelum perlu diganti karena aus.

Selain dari sisi jarak, performa dan usia ban juga ditentukan pemakaian harian. Kebiasaan buruk berkendara tak hanya memperpendek umur ban, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan.

Sebagai perusahaan ban global, Hankook Tire merangkum lima kebiasaan yang tanpa sadar justru membuat ban lebih cepat rusak, yaitu:

Cuci Ban dengan Tekanan Air Tinggi

Teknik mencuci mobil dengan air bertekanan tinggi (steam) sebetulnya dapat membantu membersihkan komponen mobil yang sulit terjangkau.

Namun jika terlalu sering, ditambah mengarahkan nosel semprotan air terlalu dekat dengan ban, dapat mengikis lapisan pelindungnya. Cukup gunakan tekanan sedang (80–100 bar) dengan jarak aman 40–50 cm.

Pakai Semir Ban Berlebihan

Produk semir ban umumnya menggunakan silicone based, untuk menjaga kilap ban lebih lama. Tapi terlalu sering  menggunakan semir dapat  membuat silicone menumpuk di ban.

Menyerap kandungan kompon, sehingga menyebabkan retakan halus pada permukaan ban. Ban juga jadi licin dan mudah slip saat hujan.

Sebaiknya gunakan semir ban maksimal dua minggu sekali, dan hindari melapisi semiran berlebih pada bagian tapaknya.

Terlalu Sering Tambal Ban Tubeless

Ban tubeless memiliki lapisan fluid sealant, berfungsi mempertahankan kerapatan ban. Sehingga ban ini tidak akan langsung kempis jika tertusuk benda tajam.

Meski terkesan lebih tahan banting daripada ban dalam, sebaiknya pengendara tidak menambal ban tubeless lebih dari empat kali. Berisiko membuat permukaan ban menjadi tidak rata. Membuat daya cengkram ban berkurang, berisiko terhadap kecelakaan. Segera ganti ban tubeless saat muncul benjolan atau retakan halus pada permukaan ban.  

Mengisi Tekanan Angin Terlalu Tinggi

Setiap pabrikan mobil biasanya memberikan rekomendasi tekanan ban ideal, sesuai jenis dan berat mobil. Misalnya SUV 35-40 psi, sedan 30-33 psi, dan city car 30-36 psi. Mengisi tekanan angin ban sesuai rekomendasi membuat laju kendaraan lebih ringan dan menghemat bahan bakar.

Sebaliknya, tekanan angin yang tidak sesuai rekomendasi pabrikan, justru membuat keausan ban tak merata. Lantaran bagian tengah mendapat gesekan berlebih, dibandingkan area samping.

Mencuci Ban dengan Deterjen

Deterjen dengan kandungan alkali tinggi dapat mengikis lapisan pelindung karet ban, sehingga elastisitas ban berkurang dan mudah retak.

Ditambah lagi dengan perubahan suhu dan kelembaban tinggi saat musim hujan membuat ban lebih cepat aus. Tentu berbahaya saat digunakan di jalan yang basah.

Sebaiknya, pengendara mencari pengganti deterjen untuk membersihkannya. Gunakan sabun khusus mobil dengan kandungan pH balance untuk menjaga kelenturan karet ban.  

“Perawatan ban mobil juga tak lepas dari memilih ban sesuai kebutuhan dan spesifikasi kendaraan. Untuk wilayah tropis seperti Indonesia, pilih ban dengan dukungan teknologi drainase dan daya cengkram optimal, bermanfaat saat musim hujan,” jelas Apriyanto.

Memilih ban sesuai kebutuhan, seperti cuaca, kontur jalan, dan jarak tempuh menjaga masa pakai ban. Juga meminimalisir risiko kecelakaan, saat berkendara di medan sulit seperti jalan berkelok atau licin. 


(uda)