Jangan Asal Derek Mobil Listrik yang Mogok, Ini Alasannya!

Jangan asal sembarangan menderek mobil listrik, perlu diperhatikan hal-hal penting di dalamnya - DFSK
Jangan asal sembarangan menderek mobil listrik, perlu diperhatikan hal-hal penting di dalamnya - DFSK

Autogear.id - Pabrikan kendaraan Sokonindo Automobile (DFSK) kini sudah memiliki produk mobil listrik. Yakni DFSK Gelora E untuk kebutuhan niaga, dan Seres E1 yang diperuntukan sebagai kendaraan penumpang di dalam kota.

Ketika kendaraan digunakan di jalanan, baik itu jenis internal combustion engine (ICE) maupun elektrifikasi. Bisa saja mengalami kendala mogok, lantaran disebabkan oleh berbagai faktor. Walaupun mungkin hal tersebut jarang terjadi, karena teknologi kendaraan jama sekarang sudah sedemikian canggih.

Dijelaskan, perbedaan sistem penggerak antara mobil listrik dengan ICE, membuat penggunaan, perawatan, hingga penanganannya saat kondisi darurat pun berbeda. Hal pertama yang harus diperhatikan oleh pengguna kendaraan listrik, apabila mogok di tengah perjalanan adalah harus tenang. Pastikan semua penumpang dalam kondisi baik, dan kendaraan diusahakan berada di posisi yang aman.

Kemudian, apabila ingin mendereknya, pastikan dilakukan dengan benar dan tepat agar tidak menambah kerusakan lain yang justru bisa membuat biaya perbaikan semakin bengkak. Pastikan kendaraan derek yang digunakan menggunakan model flatbed, sehingga posisi mobil yang mogok bisa digendong sepenuhnya di atas kendaraan derek. Penggunaan kendaraan derek model ini untuk meminimalisir kerusakan di motor penggerak, apabila dipaksa diderek atau bahkan didorong terlalu jauh.

“Kendaraan listrik menggunakan motor penggerak untuk memutar roda. Komponen tersebut tidak bisa bekerja, apabila kendaraan dalam kondisi mati. Oleh sebab itu gunakan derek flatbed apabila kondisi kendaraan mogok. Segera antarkan kendaraan ke bengkel resmi, untuk penanganan optimal dari mekanik terlatih dan suku cadang asli,” ungkap Deputy Head of Customer Service Division PT Sokonindo Automobile, Herry Bertus Windyarto.

Herry memberi contoh model Seres E1, yang menggunakan teknologi Permanent Magnet Synchronous Motor pada roda belakang, dengan dukungan transmisi otomatis. Jika kendaraan yang dihargai mulai dari Rp189 juta on the road DKI Jakarta ini mengalami kendala mogok. Lalu pengguna bermaksud mendereknya, pertama-tama pengguna harus memindahkan transmisi ke posisi Netral.

Barulah setelah itu Seres E1 bisa didorong naik ke truk derek flatbed, dan digendong di atasnya. Para insinyur Seres 1 sendiri memberikan toleransi, untuk mendorong mobil listrik tersebut sejauh ±10 Meter. Setelah berada di atas truk derek model flatbed, transmisi mobil listrik bisa dipindah ke posisi parking. Selanjutnya roda mobil dikunci, untuk mengamankan posisinya selama di atas truk derek.


(uda)