Autogear.id - India selama ini memang dikenal sebagai negara yang penuh dengan tarian, musik dan nyanyian. Lihat saja film-film Bollywood, tak pernah lepas dari nyanyian, musik dan tarian.
Para pemainnya menari berputar-putar, sambil bernyanyi diiringi musik. Diimbuhi gerakan-gerakan berpegangan pada tiang kayu, tembok atau batang pepohon dan tanaman. Menarik memang.
Negara India juga dikenal dengan atraksi menarik lain, yaitu meniup seruling di depan sebuah keranjang yang umumnya terbuat dari rotan. Setelah seruling ditiup dengan nada-nada tertentu melantunkan suara merdu. Tak lama kemudian, keluarlah dari dalam keranjang, seekor ular kobra.
Hewan melata tersebut seolah berdiri, lalu meliuk-liukkan tubuh. Seakan sedang menari, mengikuti irama merdu yang keluar dari tiupan seruling.
Uniknya, ternyata irama merdu yang terlontar dari suara seruling dan alat musik lainnya, menginspirasi untuk dibuatnya peraturan dalam dunia otomotif. Kementerian transportasi India menyatakan, bakal membuat aturan baru.
Terkait penggunaan klakson kendaraan, yang saat ini menjadi permasalahan yang cukup memprihatinkan di sana. Kabarnya, suara klakson kendaraan di India kemungkinan akan diubah menjadi suara seperti alat musik.
Dilansir dari Lokmat, Nitin Gadkari, Menteri Transportasi India mengatakan, aturan tentang itu segera diselesaikan. Rencananya akan ditujukan langsung ke produsen yang membuat kendaraan baru. Gadkari pun sempat menceritakan pengalamannya, soal polusi suara klakson di India.
"Saya tinggal di lantai 11 di Nagpur. Saya melakukan pranayama (latihan yoga untuk pernapasan) selama satu jam setiap pagi. Tapi suara klakson mengganggu kesunyian pagi. Setelah masalah ini, pikiran muncul di benak saya bahwa klakson kendaraan harus digunakan dengan benar," katanya.
Menurut Gadkari, pihaknya sudah mulai memikirkan bahwa suara klakson kendaraan seharusnya menjadi instrumen India. “Kami sedang mengupayakannya. Suara instrumen seperti tabla, perkusi, biola, terompet, suling seharusnya yang didengar dari klakson kendaraan," ucapnya lagi.
Cartoq melansir, sejauh ini terdapat sejumlah zona dilarang membunyikan klakson di jalanan India. Repotnya, sebagian besar pengemudi kendaraan di India tidak mematuhinya. Padahal, berdasarkan aturan yang sudah ditetapkan di India, kebisingan klakson tidak boleh melebihi 112 dB (desibel).
Banyak pihak di India menganggap solusi Gadkari kemungkinan takkan bisa menyelesaikan masalah. Tetapi bisa jadi meminimalisir masalah suara klakson, menjadi tidak lebih mengganggu seperti yang terjadi saat ini.
Seperti diketahui, klakson di kendaraan sebagai alat yang mengeluarkan bunyi, pada dasarnya merupakan sarana komunikasi antar pengemudi kendaraan di jalanan. Walaupun pada praktiknya, penggunaan klakson bisa berbeda-beda di setiap negara lantaran penyesuaian budaya.
Klakson digunakan para pengemudi di India untuk berbagai hal. Mulai dari menyapa, memberi tahu posisi, menegur pengemudi lain, dan juga sebagai tindakan mitigasi. Penggunaan klakson di India juga populer, karena ada kebiasaan lain di sana. Yaitu pengemudi mobil atau truk lebih suka melipat spion, untuk menghindari tabrakan.
(acf)