Isi Radiator Mobil, Cukup Air Saja atau Butuh Water Coolant?

Foto: Holt
Foto: Holt

Autogear.id - Buat pengguna mobil, ketika bicara cairan radiator, sepertinya akan terjadi dua kubu. Ibarat meme yang viral, kelompok pecinta bubur ayam yang diaduk, dan mereka yang gemar bubur ayam tidak diaduk.

Kembali ke cairan radiator, kubu pertama cenderung mengatakan, cairan radiator lebih bagus pakai air biasa. Tetapi kubu yang lain bilang sebaiknya mengisi radiator memakai water coolant. Jadi bagaimana sebaiknya? Tampaknya perlu pendapat lagi dari pihak ketiga nih, yang sedikit banyak berpengalaman, dan punya pemahaman lebih.

Dalam hal ini, tak salah bila sedikit mengutip pendapat pereli dan pengamat otomotif Rifat Sungkar. Melansir akun YouTube, Rifato, ia coba menyampaikan sejumlah hal yang perlu diketahui. Terkait dampak dari penggunaan kedua cairan ini, terhadap kondisi radiator ke depannya.

Menurut Rifat, komponen radiator sebagian besar terbuat dari besi dan alumunium. Dan hanya beberapa komponen yang terbuat dari bahan karet atau plastik.

"(Logikanya) jika besi terus terendam air, ada potensi terjadi karat di kemudian hari,” ujarnya. Ini yang hendaknya bisa menjadi perhatian, bila menggunakan air untuk mengisi radiator.

Dia melanjutkan, selain itu, air cenderung memiliki temperatur cepat panas dan menguap. Sehingga radiator yang diisi air harus lebih sering dicek.

Lantas bagaimana bila radiator diisi dengan cairan water coolant? Rifat menjelaskan, water coolant sejauh ini teruji dirancang dan didedikasikan khusus untuk radiator. Jadi formulasinya lebih tahan panas dan antikarat.

"Water coolant memiliki bahan khusus seperti oli, sehingga lebih efektif meredam panas pada radiator," katanya.

Kemudian, sedikit bergeser ke radiator mobil balap yang justru menggunakan air, mengapa demikian? Untuk mobil balap, dia menjelaskan kalau ini kasus yang berbeda. Penggunaan air pada radiator mobil balap adalah untuk aspek keamanan.

"Jadi untuk mobil yang dipakai balapan atau reli, menggunakan air untuk cairan radiator pertimbangannya lebih pada aspek keamanan. Jika terjadi crash, tidak membahayakan. Karena water coolant bila tumpah di jalan akan licin, ini membahayakan. Berbeda dengan air mudah diserap," papar Rifat.


(acf)