Autogear.id - Battery Electric Vehicle (BEV), atau mobil listrik di Indonesia akhir-akhir ini menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan. Walaupun dikatakan banyak pihak, kesiapan infrastruktur di Tanah Air masih diibaratkan jauh panggang dari api.
Untuk diketahui, BEV sendiri sumber tenaganya benar-benar hanya mengandalkan baterai. Dengan demikian, bergeraknya mobil listrik jenis BEV sangat tergantung dari yang namanya stasiun pengisian. Maka dari itu, pengemudinya harus cermat dalam memperhitungkan jarak dengan kapasitas baterai yang tersisa.
Khusus di Indonesia, stasiun pengisian daya baterai belum sebanyak SPBU. Memang mobil BEV lebih efisien dan irit dibanding mobil berbahan bakar minyak. Bahkan bilamana juga dibandingkan dengan kendaraan berteknologi HEV atau PHEV. Kendati harga baterainya saat ini masih sangat tinggi.
Adapun beberapa jenis mobil yang mengusung teknologi BEV antara lain Tesla dan Hyundai Ioniq. Terkait teknologinya, memang jantung dari keseluruhan BEV adalah baterai. Kalau mobil konvensional, tentu akan terpikir untuk merawat mesin dan komponen lainnya agar tetap awet dan tak gampang rusak.
Lantas bagaimana dengan perawatan mobil listrik? Buat para pemilik dan pengguna mobil listrik tentu harus tahu, bagaimana cara merawat BEV agar awet, tahan lama dan tidak merongrong alias cepat rusak?
Dalam kegiatan Hyundai Service Point yang kali ini beroperasi di Laguna Lobby, mal Central Park, Jakarta Barat, Jumat (11/6), Putra Samiaji, Head of Before Service Department PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) sempatkan berbagi tips ringan seputar perawatan BEV.
1. Tidak mengecas secara kontinyu dengan arus DC
Dikatakan Putra, jantung dari mobil ini adalah baterai. Jadi sangat disarankan tidak melakukan pengecasan secara kontinyu menggunakan arus DC.
“Sebaiknya mengecas mobil listrik dengan slow charging atau arus AC. Seperti di stasiun pengisian daya listrik yang disediakan Hyundai, pada acara Hyundai service Point ini,” ucap Putra.
2. Boleh lakukan pengecasan DC dalam kondisi darurat
Misalnya dalam kondisi dimana daya baterai pada BEV habis di tengah jalan, ketika pengguna sedang melakukan perjalanan jauh. Ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan layanan Mobile Charging Service, armada pengisian daya mobil listrik yang dimiliki Hyundai.
“Kami punya 4 unit mobil listrik untuk layanan Mobile Charging Service. Satu unit mobil layanan bisa membantu mengecas 2 unit mobil pelanggan yang terkendala. Masing-masing sebanyak 30 persen daya. Pelanggan hanya perlu menunggu sekitar setengah jam,” kata Putra.
Bila daya baterai mobil listrik pelanggan sudah terisi 30 persen, pelanggan bisa melanjutkan berkendara kembali sekitar 100 Km. Sampai ia menemukan bengkel resmi Hyundai, untuk kemudian kembali mengecas daya baterai hingga penuh.
3. Jangan tunggu daya baterai sampai di bawah 20 persen
Usahakan selalu mengecas baterai mobil, dan tidak menunggu sampai kondisi dayanya kurang dari 20 persen. Karena berisiko baterai mengalami gangguan.
“Kalau berkaitan dengan semua perangkatnya, itu tidaklah menjadi masalah. Karena mengendarai mobil listrik, semacam kita mengendarai permainan Bom-Bom Car, sangat mudah,” jelasnya.
Kembali mengenai BEV, sejak tanggal 9-13 Juni 2021 Hyundai telah mengoperasikan Hyundai Service Point di Laguna Lobby. Dimana salah satu programnya adalah sosialisasi Mobile Charging Service, layanan pengisian ulang daya baterai mobil listrik Hyundai.
Putra menjelaskan, ada tiga program yang disosialisasi dalam kegiatan Hyundai Service Point. Yang pertama Mobile Service, semacam layanan servis rumah ke rumah. Kedua adalah sosialisasi Mobile Charging Service, layanan ketika BEV kehabisan daya baterai di tengah jalan.
“Terakhir seputar Service Point, yakni program layanan service ringan kepada pelanggan dari mal ke mal dalam periode tertentu, berbarengan dengan pameran mobil Hyundai,” tukas Putra.
(acf)