Komunitas 'Bebek Tua' Touring 500Km Demi Temui Pelaku UMKM di Dieng

Komunitas bebek tua touring ke Dieng (Foto: APIC)
Komunitas bebek tua touring ke Dieng (Foto: APIC)

Autogear.id - Beberapa motor bebek tua atau cub melakukan touring, perjalanan jarak jauh menuju kawasan pegunungan Dieng, Jawa Tengah. Sejumlah motor bebek tua yang tergabung dalam komunitas Astrea Prima Indonesian Community (APIC) ini melakukan touring awal Oktober lalu. Mengambil titik start dari Bekasi, Jawa Barat.

Rombongan motor ‘tuwir’ yang rata-rata keluaran tahun 1988 – 1991 tersebut berjalan santai. Menuju lokasi wisata yang lebih dikenal dengan julukan ‘Negeri di Atas Awan’. 

Sebagai salah satu destinasi wisata ternama di Indonesia, Dieng sendiri memang dikelola oleh dua kabupaten, yakni Wonosobo dan Banjarnegara. Menembus kecepatan rata-rata 70-80 kilometer per jam, rombongan menempuh jarak sekitar 500 Km. 

Idealnya, jarak tersebut bisa ditempuh dalam waktu 12 jam berkendara motor nonstop. Namun sepanjang jalur Pantura sedang diperbaiki, membuat perjalanan sedikit tersendat.

Seyogyanya sebagai motor lawas, selama perjalanan mengarah ke tujuan, banyak yang meragukan kemampuan kendaraan tua produksi Honda ini.  Terkadang saat berhenti di lampu merah dan pom bensin, banyak orang yang melihat sambil geleng-geleng kepala.

embed

"Expresi tubuh seperti itu lumrah kami dapat. Banyak yang mempertanyakan, apakah motor-motor ini kuat menempuh perjalanan jauh", jelas Abdul Basyit, Ketua Umum APIC. 

Memasuki wilayah Dieng, ternyata APIC langsung disambut dan mendapat pengawalan dari teman-teman komunitas JNE Riders Indonesia (JRI). "Mereka ini bisa dibilang rombongan ‘bebek jahanam’," canda Abah Martin dari JRI yang bersama rekan-rekannya ikut mengawal rombongan APIC. 

Melky Sinaga dari JRI menambahkan, selama ini motor klangenan atau motor impian mereka adalah benda yang harus disayangi, dan dinikmati, bukan sebatas pajangan.

“Motor harus bisa mengantarkan ke berbagai destinasi yang kita inginkan dan bernuansa positif. Salah satunya dibuktikan oleh bebek-bebek APIC ini", katanya. 

Kiranya APIC dan JRI punya agenda. Keduanya berkolaborasi untuk menyapa sejumlah usaha kecil menengah (UMKM) yang ada di daerah Dieng. Belasan pelaku usaha kecil, yang tergabung dalam komunitas UMKM Dieng Syariah hadir dalam kegiatan silaturahmi bareng APIC dan JRI.

Selama ini ternyata banyak di antara pelaku UMKM di sana yang belum mengerti pelayanan yang ditawarkan oleh JNE.

"Sejauh ini kami belum tahu kalau ada JNE Trucking (JTR). Dan setelah dihitung-hitung ternyata cost-nya lebih rendah", ujar Siti pembuat oleh-oleh buah Carica khas Dieng. 

Senada dengan Siti, Chotinah juga merasakan hal serupa. Awalnya ia harus mengirimkan produk UMKM nya jauh ke kota. "Tidak tahunya barang kita bisa dijemput JTR”, sergahnya. 

Harry Purnama, Manager Engagement Development JNE mengatakan, kegiatan yang diinisiasi APIC dan JRI dalam merangkul UMKM ini patut diteladani. 

“Ini contoh bagus, terutama bagi komunitas motor yang ada di Jateng. Semoga masyarakat Indonesia tetap terus terjaga kerukunannya, walaupun hanya dari sisi pehobi”, pungkasnya.


(acf)