Autogear.id - Ducati kiranya tidak hanya cocok dikendarai laki-laki, kaum hawa pun dapat menungganginya. Seperti yang dilakukan Gina Malagodi, bikers berdarah campuran Indonesia-Italia.
Di balik wajah feminin dan senyumnya yang tenang, Gina menyimpan jiwa petualang yang tak bisa dikekang. Perempuan yang dibesarkan dalam harmoni dua budaya, menanamkan semangat kebebasan dan keberanian tinggi.
Ketika banyak orang mengasosiasikan kekuatan dengan maskulinitas, lady biker ini hadir sebagai pengecualian. Jatuh cinta pada perpaduan kekuatan, presisi, dan keanggunan yang ditawarkan satu nama legendaris, Ducati.
Baginya, Ducati bukan sekadar merek motor, melainkan perpanjangan dari jiwanya. Ada benang merah kasat mata yang menghubungkan darah Italianya dengan filosofi Ducati, yakni penuh gairah, artistik dan berkarakter, serta performa yang tak pernah setengah hati.
Maka tidaklah mengherankan jika pilihan hatinya jatuh pada Panigale V2S, motor sport yang elegan namun beringas, ringan tapi bertenaga besar, dan mampu membawanya melintasi batas jalan raya hingga trek sirkuit.
Gina mengakui, di atas pelana Panigale V2S, ia merayakan kebebasan, keberanian, dan identitasnya sebagai perempuan yang mencintai kecepatan, teknik, dan seni dalam berkendara.
Bisa dibilang, Gina menjadi representasi dari Ducati dalam bentuk manusia. Menonjolkan kekuatan, berani, dan tidak pernah kehilangan gaya.
Bagi Gina, perpaduan budaya Indonesia dan Italia dalam darahnya menciptakan kontras yang indah. Begitu lembut namun tangguh, berkelas namun tetap membumi.
Nilai-nilai Ducati yang berasal dari Italia, seolah selaras dengan identitas dirinya. Menjalin koneksi emosional yang kuat antara budaya dan gaya hidup.
Beraksi di lintasan, Gina menikmati sensasi memacu Ducati-nya, menajamkan naluri balap dan ketelitian teknis. Tikungan demi tikungan di dua sirkuit di Indonesia, Mandalika dan Sentul, telah ia cicipi.
Setiap tarikan gas, helaan nafas, memacu adrenalin seiring sensasi yang membuatnya seolah terbang, menari bersama Panigale V2S.
Aspal sirkuit menjadi saksi bisu, panggung ekspresi kebebasan, kepercayaan, dan ikatan personal yang terbentuk di atas jok motor. Leburkan jiwa Indonesia dan DNA Italia, dalam satu sukma.
(uda)