Autogear.id – Jarak tempuh menjadi salah satu faktor terpenting dari sebuah kendaraan listrik, untuk menjadi bahan pertimbangan konsumen. Maklum, infrastruktur di Indonesia belum cukup memadai, seperti stasiun pengisian daya baterai yang jumlahnya masih sangat terbatas.
Terkait jarak tempuh tersebut, Chery Omoda E5 menjadi salah satu varian kendaraan listrik, yang mengaku telah melalui metode pengetesan WLTP (Worldwide harmonized Light Vehicles Test Procedure), dan metode NEDC (New European Driving Cycle).
Hasil pengetesan menjelaskan, kalau SUV listrik ini memiliki jarak tempuh hingga 430 Km berdasarkan pengetesan metode WLTP, dan 505 Km berdasarkan metode NEDC, untuk satu kali pengisian penuh baterai. Dengan mengantongi hasil pengujian tersebut, Chery mengklaim Omoda E5 menjadi kendaraan listrik dengan jarak tempuh terjauh di kelasnya.
“Kami memahami, jarak tempuh merupakan salah satu faktor terpenting yang dipertimbangkan konsumen. Hasil pengetesan membuktikan kalau Omoda E5 dapat menjawab kebutuhan tersebut. Dengan jarak tempuh yang ada tadi, akan membuat penggunanya lebih nyaman dalam beraktivitas menempuh perjalanan jarak jauh,” ujar Head of Brand PT Chery Sales Indonesia, Rifkie Setiawan, dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
Hasil Metode WLTP Lebih Realistis
Pada dasarnya, dalam pengujian daya baterai dan jarak tempuh kendaraan listrik, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Umumnya ada tiga metode, yaitu NEDC, CLTC dan WLTP. Metode WLTP dipilih pabrikan mobil asal Tiongkok tersebut sebagai standar pengujian, karena bisa memberikan simulasi kondisi berkendara yang lebih mendekati situasi sesungguhnya.
Sesuai tiga siklus pengujian dengan durasi dan kecepatan bervariasi, mulai dari perkotaan, pinggiran kota, hingga jalan tol, WLTP memberikan gambaran paling akurat tentang jarak tempuh mobil listrik di dunia nyata, sesuai standarisasi uji coba dunia.
Pengujian WLTP dilakukan dalam kondisi yang lebih mendekati gaya berkendara normal seperti di siklus perkotaan dengan kecepatan rata - rata 21 Km/jam, siklus pinggiran kota dengan kecepatan rata - rata 35 Km/jam, siklus jalan tol dengan kecepatan rata - rata 75 Km/jam dan siklus gabungan yang merupakan kombinasi dari ketiga siklus sebelumnya.
Metode WLTP memperhitungkan kondisi berkendara yang bervariasi, dimana hasil uji jarak tempuh Omoda E5 dapat memberikan gambaran lebih akurat tentang kemampuan mobil ini untuk memenuhi kebutuhan pengguna sehari - hari. Uji jarak tempuh yang mencapai 430 Km dapat meningkatkan kepercayaan diri pengguna. Agar mengetahui secara pasti kemampuan mobil ini untuk menempuh jarak tertentu.
Mobil ini juga menawarkan efisiensi konsumsi daya baterai, yakni 15,5 kWh/100 Km, itupun menggunakan metode WLTP. Serta performa akselerasi 0-100 km/jam dalam waktu 7,6 detik. Dengan kombinasi keunggulan tersebut, Rifkie mengatakan SUV listrik ini menjadi pilihan menarik. Kendaraan listrik Omoda E5 ini akan resmi hadir pada awal Februari 2024. Untuk semakin menambah ramai persaingan pasar mobil listrik di tanah air.
(uda)