Autogear.id – Asuransi tak lepas dari dunia otomotif, dalam hal ini asuransi Kendaraan Bermotor. Dijelaskan oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), nilai premi industri asuransi umum pada Triwulan (TW) I/2024 tumbuh 26,1 persen atau sebesar Rp32,72 triliun, dibandingkan periode yang sama di 2023 sebesar Rp25,94 triliun.
“Premi asuransi umum yang menjadi anggota AAUI meningkat. Data yang disampaikan ini berasal dari 72 perusahaan asuransi umum,” kata Wakil Ketua Bidang Statistik, Riset & Analisa AAUI Trinita Situmeang, di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Menurut Trinita, ada tiga lini bisnis asuransi umum yang membukukan premi terbesar pada TW I/2024, dimana salah satunya adalah lini bisnis asuransi Kendaraan Bermotor yang mengumpulkan premi sebesar Rp5,92 triliun. “Asuransi Kendaraan Bermotor berada di posisi kedua, dari tiga besar pangsa pasar perolehan premi industri asuransi umum pada TW I/2024,” tukasnya.
Adapun perolehan premi terbesar dari industri asuransi umum, atau yang berada di posisi pertama adalah Asuransi Harta Benda. Jadi untuk jumlah pangsa pasar kedua lini tersebut, antara Asuransi Harta Benda dan Kendaraan Bermotor, adalah mencapai 47,4 persen,” ulas Trinita. Lanjutnya lagi, Asuransi Kendaraan Bermotor meningkat 13,8 persen, dari Rp5,20 triliun pada TW I/2023, menjadi Rp5,92 triliun pada TW I/2024.
Kemudian, yang mengisi posisi pangsa pasar ketiga setelah asuransi Harta Benda dan asuransi Kendaraan Bermotor adalah Asuransi Kredit dengan proposi perolehan premi sebesar 15,1 persen.
Penjualan Kendaraan Turun, Premi Asuransi Naik?
Walaupun mengacu dari data Gaikindo dan AISI, terjadi penurunan angka penjualan. Untuk roda empat pada TW I/2023, produksi sebesar 392.224 unit, menjadi 294.821 unit di TW I/2024, atau turun 24,8 persen. Lalu wholesales dari 282.601 unit menjadi 215.069 unit, turun 23,9 persen. Retail sales dari 271.423 unit menjadi 230.772 unit, turun 15,0 persen. Ekspor dari 134.566 unit menjadi 108.251 unit, turun 19,6 persen, dan impor dari 27.101 unit menjadi 19.745 unit, turun 27,1 persen.
Sementara di kendaraan roda dua, untuk pasar domestik sebesar 1.824.073 unit pada TW I/2023, menjadi 1.735.090 unit pada TW I/2024, atau turun sebesar 4,9 persen. Lalu ekspor kendaraan roda dua dari 121.858 unit, menjadi 117.205 unit, turun sebesar 3,8 persen.
Lantas bagaimana porsi kendaraan roda empat dan roda dua listrik? Untuk kendaraan roda empat listrik sebesar 1.796 unit pada TW I/2023 menjadi 5.919 unit pada TW I/2024, atau naik sebesar 229,6 persen. Sedangkan kendaraan roda dua listrik dari 11.532 unit pada TW I/2023 menjadi 11.563 unit pada TW I/2024, terjadi pertumbuhan 0,3 persen.
“Kalau dikaitkan dengan penjualan kendaraan bermotor yang menurun, namun premi asuransi naik. Memang data yang terkumpul pada TW I/2024 ini menyangkut penurunan premi biasanya tidak terlihat langsung dampaknya dari hasil penjualan,” ungkap Anggota Departemen Statistik AAUI, Sri Purwaningsih.
Menurutnya nanti akan terlihat setelah realisasi, atau pada TW II/2024. Lanjut Sri lagi, bisa jadi cenderung melandai, antara data penjualan kendaraan bermotor yang menurun, dengan jumlah premi asuransi.
(uda)