UABS Indonesia Tidak Hanya Dukung MG, Kini Juga Gandeng Xpeng

UABS Indonesia Tidak Hanya Dukung MG, Kini Juga Gandeng Xpeng
UABS Indonesia Tidak Hanya Dukung MG, Kini Juga Gandeng Xpeng

Autogear.id  Ketika negara lain, khususnya China, masih memandang Indonesia sebagai pasar potensial untuk kendaraan listrik.

Maka saat itu pula negara-negara lain membutuhkan sumber daya, untuk memproduksi baterai sebagai tenaga penggerak mobil listrik. 

Alasan tersebut salah satunya yang mendorong United Auto Battery System Co., Ltd, perusahaan baterai asal China, menggandeng sejumlah pihak untuk berkolaborasi.

Membuat pabrik untuk memproduksi battery pack, yang mereka namakan PT Unified Advanced Battery System (UABS) Indonesia. Sebagai pabrik battery pack pertama mereka, yang resmi dioperasikan di tanah air.

Kolaborasi besar tersebut melibatkan SAIC-CATL, dengan shareholding 67 persen. Terbagi dalam SAIC 51 persen dan CATL 49 persen.

Sementara itu, 33 persen sisanya dimiliki Kentjana Group. Di Indonesia, Kentaja Group salah satunya menjadi distributor motor Benelli dan Keeway.

Dikatakan kalau CATL adalah merek baterai ternama di dunia, bukan hanya di China. Punya sekitar setengah dari seluruh pangsa pasar dunia.

Sementara itu SAIC Group, merupakan merek kendaraan besar di China, memiliki lini produk mobil, bus, dan truk, serta Morris Garage (MG) menjadi salah satu mereknya.

Kesuksesan kerja sama dengan SAIC, beserta merek MG-nya tadi, tidak lantas membuat PT UABS Indonesia selesai bermitra dengan pihak lain.

Mereka malah meneruskan jalinan kemitraan, dengan menggandeng merek kendaraan Xiaopeng Motors (Xpeng), yang bermarkas di Guangzhou, China. 

PT UABS Indonesia kemudian mengundang perwakilan Xpeng Motors, untuk mengunjungi pabrik baterai mereka. Dalam kegiatan Line Off Ceremony of Xpeng EV Battery, di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (8/7/2025) petang.

Dijelaskan General Manager PT UABS Indonesia, Joy Zheng, pertemuan tersebut juga membahas kemitraan strategis dengan produsen lokal di Indonesia, dalam meningkatkan efisiensi lokalisasi dan produksi.

“Kemitraan ini, dengan dukungan tim teknik lokal yang matang dan kehadiran pasar, mendukung produksi model kendaraan baru, termasuk Xpeng G6 dan X9,” tukasnya.

Lanjut Joy, diskusi tersebut juga membahas biaya listrik yang lebih tinggi di Indonesia, dibandingkan dengan Tiongkok. Tetapi mencatat biaya perawatan dan mengemudi lebih rendah untuk kendaraan listrik (EV), membuatnya lebih popular.

Perempuan ini menyampaikan, diskusi juga terkait rencana masa depan, termasuk perkenalan EV untuk tingkat pemula, mengeksplorasi teknologi hybrid, serta pemanjang jangkauan jarak tempuh kendaraan.

Diketahui, pabrik seluas lebih kurang 5000 meter persegi itu berlokasi di kawasan industri Deltamas, Cikarang, Jawa Barat. Satu kompleks dengan fasilitas pabrik SAIC International Industrial Park.

Pabrik dikabarkan mengantongi nilai investasi sekitar 45 juta yuan, atau setara hampir Rp 100 miliar. Nilai TKDN (tingkat komponen dalam negeri) dari baterai produksinya baru berkisar 10 persen. Namun bakal terus ditambah ke depannya, seperti bagian cell (cangkang) dan HV Harness-nya.

"Kami ingin menambah komponen lokal lainnya. Mungkin bisa tambah 10 persen lagi, jadi 20 persen. Bertahap naik terus hingga 40 persen,” imbuh Joy.

Saat ini, PT UABS Indonesia sudah memproduksi tiga baterai, E1-51 kWh, E2-51 kWh, dan E2-64 kWh. Seluruhnya telah lewati sejumlah pengujian terpadu, memastikan kualitas dan keamanannya.


(uda)