Autogear.id – Neta Auto Indonesia menggelar upacara simbolik peresmian produksi Neta secara Completely Knocked Down (CKD), yang dimulai April tahun ini. Acara berlangsung di pabrik PT Handal Indonesia Motor (HIM), Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Dimana Neta V-II yang akan diluncurkan pada awal Mei tahun ini, menjadi model pertama yang akan dirakit secara lokal.
“Hal ini merupakan salah satu momen penting bagi kami, karena dapat merealisasikan salah satu komitmen dan rencana strategi kami, dalam memperluas pasar mobil listrik di Indonesia. Melalui peresmian rencana produksi lokal secara CKD. Kami juga berterima kasih kepada mitra kami, PT Handal Indonesia Motor (HMI), yang turut bekerja sama dan mendukung dalam perakitan mobil listrik Neta secara lokal,” tutur Vice President of Neta & President of Overseas Business Dept., Alan Zhou.
Menurutnya, kerja sama yang telah terjalin antara Neta dan PT HIM menjadi langkah awal dalam mengembangkan mobil listrik berkualitas standar Internasional, yang dirakit secara lokal, untuk memenuhi kebutuhan konsumen di tanah air.
Dijelaskan, pabrik PT HMI memiliki kapasitas produksi hingga 27.000 unit per tahun. Neta mengatakan, akan fokus memulai perakitan lokal secara CKD untuk beberapa model yang akan diperkenalkan tahun ini.
Tak hanya itu, merek ini juga berkomitmen meningkatkan kandungan lokal, salah satunya bekerja sama dengan PT Gotion Green Energy Solutions Indonesia, untuk penyediaan baterai mobil listrik Neta.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengembangan komponen lokal, hingga mencapai standar Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40%. Bahkan perusahaan ini mengklaim persentase TKDN kendaraan listrik mereka akan lebih tinggi lagi dalam waktu dekat.
Sejak kehadiran di tahun 2014, merek asal Tiongkok ini telah memperkenalkan dan menjangkau pasar Internasional dengan menjual lebih dari 390 ribu unit mobil listrik di pasar lokal dan global.
Kini Neta kembali melebarkan sayap, untuk merengkuh peluang pasar otomotif di ASEAN, termasuk Indonesia. Dimana menurut mereka, dan pemain industri kendaraan listrik lainnya, memiliki potensi besar dalam pertumbuhan kendaraan listrik.
(uda)