Autogear.id - Perkembangan kendaraan listrik berbasis baterai bisa dibilang sangat masif di pasar otomotif Indonesia. Meski demikian, pabrikan sepeda motor yang namanya sudah besar di INdonesia seperti Yamaha belum menjual juga kendaraan yang ditenagai sepenuhnya oleh baterai ini. Bahkan Yamaha E01 yang sudah dikenalkan sejak tahun lalu dan mulai dijajakan untuk menjalani sesi uji coba, belum ada kepastian apakah akan segera dijual.
Hal ini juga dikonfirmasi langsung oleh Assistant General Manager Marketing Public Relation PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Antonius Widiantoro saat diskusi bersama jurnalis pada Kamis (23/2/2023) di Pecatu, Bali. Menurutnya, Yamaha Indonesia masih terus fokus untuk mengenalkan teknologi motor listrik mereka melalui E01.
"Di pasar Indonesia kita saat ini punya fokus adalah bagaimana melakukan uji coba untuk E01 dulu, itu proses yang harus Kami lewati. Kami pernah uji coba penggunaan baterai swap, lalu motor listrik E01 untuk mengetahui respon dari konsumen sebanyak-banyaknya. Datanya sudah masuk dan ini penting untuk menentukan harga yang bakal bisa diterima untuk motor listrik dengan spesifikasi seperti itu. Nah dari situ kita gunakan untuk kepentingan pengembangan produk selanjutnya," papar Antonius Widiantoro.
Ia melanjutkan bahwa saat ini sudah ada ratusan data yang masuk dan sudah ribuan yang mendaftar. Target Yamaha adalah 4000 tester. Ia menegaskan bahwa mereka tidak mau terburu-buru agar nantinya memang sesuai dengan kemauan konsumen di Indonesia secara umum. Lantaran tidak semua orang butuh motor listrik yang jarak tempuhnya panjang sehingga teknologinya bisa mubazir.
Baca Juga:
Grand Vitara jadi Jagoan Baru, New Ignis Menyusul?
Kenapa Yamaha Sangat Berhati-hati?
Untuk beralih ke sebuah teknologi baru menurut Anton, itu tidak mudah. Salah satunya adalah perlu edukasi untuk publik lebih jauh. Apakah saat ini masyarakat sudah cukup memahami motor listrik, apa saja kekhawatiran mereka itu kan juga harus dipahami oleh pabrikan.
"Semuanya itu butuh proses, seperti yang tadi sudah Saya jelaskan, sehingga dapat memenuhi apa yang sesuai diharapkan oleh mereka yang butuh kendaraan listrik. Termasuk soal sistem baterainya antara swap atau baterai tanam. Kalau swap kan keunggulannya dia tidak perlu menunggu pengecasan terlalu lama, tetapi kekurangannya adalah jarak tempuhnya yang pendek. Kalau ingin jarak tempuh yang panjang berarti harus menggunakan dua baterai. Kecepatannya juga terbata. makanya e-Fino dan Neo's setara 50 CC."
Lain halnya dengan baterai tanam, kapasitasnya besar tapi tentu durasi pengecasannya jadi lebih lama makanya mereka menyiapkan berbagai metode pengecasan. "Pastinya Kami mendukung program pemerintah dan searah untuk memenuhi target dari pemerintah ke karbon netral. Kalau dilihat dari Yamaha Global pun, itu sudah jadi target dari tahun ke tahun, berapa persen. Jadi bukan hanya Indonesia. Kita mengikuti ke sana"
Sedangkan untuk subsidi, Anton menjelaskan bahwa mereka belum menjual dan itu ranahnya pemerintah. "Tapi sebenarnya arahnya mereka sah-sah saja dan kita mendukung Itu kan untuk kepentingan konsumen nantinya dimudahkan dengan ada kebijakan begitu subsidi pajak BBN dan sebagainya semua dilakukan untuk mempercepat kendaraan listrik."
(uda)