Autogear.id – Dalam berkendara, ban memiliki hambatan gulir atau rolling resistance. Merupakan gaya atau energi hambat, tercipta saat ban melakukan kontak dengan jalanan. Pada dasarnya, gaya ini mempengaruhi kecepatan dan cengkraman ban terhadap permukaan jalan. Senyawa karet yang padat, berat total yang berpengaruh pada bentuk ban, desain, gravitasi dan kecepatan merupakan beberapa faktor yang bisa mempengaruhi hambatan gulir.
National Sales Manager Truck and Bus Radial (TBR) PT Hankook Tire Sales Indonesia, Ahmad Juweni mengatakan, rolling resistance penting untuk pengemudi mobil pribadi dan kendaraan niaga. “Semakin besar hambatan gulir, risiko dan konsumsi bahan bakar kendaraan makin besar pula,” katanya.
Lanjut Ahmad, hambatan gulir yang rendah bisa membantu menekan konsumsi bahan bakar terutama bagi kendaraan yang digunakan untuk menempuh jarak jauh setiap hari. “Seperti kendaraan niaga, karena segmen kendaraan niaga seperti truk bermuatan logistik dan bus biasanya menempuh perjalanan lebih dari ratusan kilometer per hari,” akunya.
Produsen ban ini lantas mencoba melakukan inovasi, guna menyelaraskan antara penghematan biaya operasional dan keselamatan berkendara. Sebagai contoh, pada ban Hankook AH30 dengan ukuran 1100R20 yang biasa digunakan untuk truk angkut perjalanan jauh atau long haul. Tapak ban tipe tersebut punya tiga alur zig-zag dan 3 dimensional kerf. Untuk meningkatkan traksi, agar ban akan lebih tahan selip.
Baca Juga:
Lebaran 9 Hari Lagi, Pemudik Mulai Padati Terminal Kampung Rambutan
Mengurangi hambatan gulir, ban ini juga dilengkapi new compound mixing system, guna menghasilkan ban lebih padat. Alhasil, bagian ban yang berkontak langsung dengan jalanan tak perlu waktu lama buat mengeras. Sehingga hal tersebut akan mendukung cengkraman antara ban dan jalanan, demi meningkatkan keselamatan kendaraan dan penggunanya.
Kata Ahmad, sebenarnya ada sejumlah cara optimalisasi hambatan gulir. Pertama, pertimbangkan total beban kendaraan dan muatan sesuai rekomendasi ban dan pabrikan. Dengan beban yang sesuai, ban akan lebih sedikit menerima gaya tekanan. Membuat area kontak ban dengan jalanan takkan terlalu melebar, dan hambatan gulir akan lebih kecil.
Lalu yang kedua, periksa keselarasan ban dengan benar. Ban yang tak sejajar dapat menimbulkan friksi atau gesekan berlebihan dengan jalanan. “Biasanya ban yang tidak sejajar, keausannya tidak rata. Lantaran bagian kontak ban dengan jalanan juga tidak merata. Hal ini bukan cuma memperpendek usia ban, tapi juga berdampak pada peningkatan hambatan gulir,” ungkapnya.
Kemudian yang ketiga, isilah tekanan angin ban sesuai rekomendasi pabrikan. Cara ini dapat mengurangi deformasi ban ketika berkendara. Energi yang digunakan pun akan berkurang. Namun tidak direkomendasikan juga untuk mengisi tekanan udara lebih dari rekomendasi, dengan alasan memperoleh area kontak ban yang lebih kecil. Pasalnya, dapat mempengaruhi kemudi dan pengereman terutama dalam kondisi basah.
Baca Juga:
Grand Cherokee Siap Masuk Indonesia, Jeep Indonesia Minta Maaf!
Kata Ahmad lagi, hambatan gulir juga dipengaruhi dari bentuk ban, desain tapak, dan senyawa pada ban. “Maka menjaga kondisi ban agar tetap prima, akan membantu optimalisasi hambatan gulir yang sudah dirancang oleh manufaktur,” tutupnya.
(uda)