Autogear.id – Pemerintah Indonesia sepertinya terus berupaya menggenjot percepatan program kendaraan listrik, dengan alasan mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM), dan meningkatkan ketahanan energi nasional. Hal tersebut juga merupakan bagian dari komitmen Indonesia terhadap Net Zero Emission di tahun 2060.
Dalam grand strategi energi nasional, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia menargetkan jumlah mobil listrik sekitar 2 (dua) juta unit dan motor listrik sekitar 13 juta unit pada 2030.
Upaya yang dilakukan tersebut tampaknya masih sejalan dengan perubahan perilaku konsumen Indonesia belakangan ini. Termasuk dalam hal penggunaan kendaraan listrik. Data secara umum terkait perubahan perilaku konsumen tersebut didapat antara lain melalui layanan survei konsumen berbasis digital, yang baru-baru ini dilakukan Populix.
Layanan survei tadi membagikan hasil survei bertajuk ‘Indonesian Modern Consumption’. Hasilnya menunjukkan kalau saat ini, baru 13 persen responden yang memiliki motor listrik dengan mayoritas brand yang dibeli adalah United Motor (34 persen), Viar (30 persen), dan Gesits (20 persen).
Baca Juga:
Jangan Sampai Kelewatan, Manfaatkan Relaksasi PPnBM di Jakarta Auto Week
Sementara untuk kategori mobil listrik, baru 2 persen responden yang memiliki mobil listrik dengan mayoritas brand yang dimiliki adalah Tesla (21 persen), Hyundai (18 persen), dan BMW (17 persen).
“Kendati saat ini baru ada sebagian kecil masyarakat Indonesia yang memiliki kendaraan listrik, namun survei kami kelihatannya menunjukkan bahwa tren ini akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan”, Chief Executive Officer, Populix, Timothy Astandu.
Ia menambahkan, hasil survei yang Populix lakukan memperlihatkan lebih dari setengah responden tengah mempertimbangkan untuk membeli kendaraan listrik, bahkan sepertiga responden sudah berencana untuk membeli kendaraan listrik dalam lima tahun ke depan.
“Hasil survei Populix mengungkap, terdapat 29 persen responden sudah berencana untuk membeli motor listrik, dan 31 persen responden sudah berencana membeli mobil listrik dalam lima tahun ke depan”, tukasnya.
Memang dari hasil survei yang dilakukan Populix dikatakan, beberapa alasan yang mendorong responden dalam membeli dan mempertimbangkan kendaraan listrik adalah produk yang lebih ramah lingkungan, hemat biaya perawatan, dan memiliki zero emission.
Malah kata Timothy, ke depannya responden juga meyakini, kalau kendaraan listrik akan semakin ramah lingkungan, menjadi kendaraan masa depan, dan dapat mengurangi permintaan terhadap bahan bakar minyak.
Menyoal survei Indonesian Modern Consumption yang dilakukan Populix, melibatkan 1.002 responden. Terdiri dari 523 responden laki-laki dan 479 perempuan, berusia antara 18-55 tahun, dan survei dilakukan di Indonesia pada 3-9 Januari 2022.
(uda)