Autogear.id - Seiring pertumbuhan ekosistem kendaraan elektrifikasi dan hybrid, diperkirakan peminat kredit mobil-mobil berteknologi hybrid jumlahnya akan beranjak naik. Hal itu diakui PT Toyota Astra Financial Services (TAF), selaku salah satu perusahaan pembiayaan otomotif terkemuka di Indonesia.
Mengingat selama ini TAF turut berkomitmen, mendukung pertumbuhan ekosistem kendaraan elektrifikasi di tanah air. Melibatkan diri dalam pembiayaan untuk lini mobil ramah lingkungan, seperti Toyota Kijang Innova Zenix.
“Kami optimistis peminat kredit mobil hybrid akan bertambah. Tahun ini melompat, karena Innova Zenix Hybrid sudah ada unitnya. Kalau tahun lalu kan masih inden. Sekarang suplai sesuai demand dan tersalurkan,” kata Marketing Department Head TAF, Richard Wang saat media gathering di Penang Bistro Gatot Subroto, beberapa waktu lalu.
Sekadar gambaran, saat ini persentase kredit untuk mobil hybrid berkisar di angka 5-6 persen dari total penjualan. “Sebetulnya di samping Innova Zenix, satu model lain yang mulai diminati adalah Yaris Cross Hybrid. Kendati jumlahnya masih lebih sedikit dibandingkan Zenix,” tukasnya.
Lanjut Richard, untuk informasi saat ini TAF menyediakan paket spesial bunga nol persen dengan DP mulai 20 persen, buat Innova Zenix Hybrid. Lalu program DP mulai 25 persen, dan bunga 2,17 persen, untuk Yaris Cross Hybrid.
Persyaratan Kredit Mobil Diperketat?
Ada yang mengatakan, alasan penjualan mobil di awal tahun 2024 relatif menurun salah satunya terjadi pengetatan persyaratan kredit mobil. Melansir data dari Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), bahwasanya total wholesales (dari pabrik ke dealer) untuk pasar domestik sebanyak 69.619 unit di Januari 2024.
Artinya jika dibandingkan bulan sebelumnya (Desember tahun 2023), capaian tersebut terkoreksi. Mengalami penurunan sebesar 18,4 persen bulan ke bulan. Ungkap Gaikindo, penjualan wholesales Desember 2023 sebanyak 85.284 unit.
Meski begitu, TAF optimistis tahun ini tren kredit mobil akan terus naik dan diminati. Pengetatan kredit pun tidak terlalu jadi masalah. “Kami tidak lihat itu sebagai tantangan utama. Memang harus comply, tapi rata-rata orang beli mobil lewat pembiayaan kami relatif lolos BI Checking dan lainnya,” akunya.
Lanjut Richard, pihaknya punya data pelanggan sendiri. Ditambah lagi banyak konsumen repeat order, atau sebelumnya pernah kredit mobil lewat TAF. “Data konsumen yang repeat order di kami setiap bulan sekitar 39 - 42 persen. Sedangkan pelanggan baru sekitar 58 persen,” ungkapnya.
(uda)
