Industri Otomotif

Perusahaan Pembiayaan Naikkan DP di Situasi Sulit, Tepatkah?

Perusahaan pembiayaan tak ingin ambil resiko selama masa krisis pandemi Covid-19. dok medcom
Perusahaan pembiayaan tak ingin ambil resiko selama masa krisis pandemi Covid-19. dok medcom

Autogear.id: Pandemi Covid-19 cukup berdampak besar dalam hal perekonomian nasional mulai makro hingga mikro. Hampir di semua sektor bisnis dan industri kena imbas akibat mewabahnya virus Covid-19 (Korona), termasuk sektor otomotif. 

Namun ada yang menarik, di tengah situasi sulit saat ini, perusahaan pembiayaan atau leasing justru memilih kebijakan menaikkan DP untuk pembelian kendaraan baru. Apakah langkah ini tepat? 

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menjelaskan bahwa hal tersebut memang menjadi penanda krisis sedang terjadi. Dengan kata lain, perusahaan pembiayaan juga lebih ingin agar masyarakat menahan dulu keinginan membeli mobil atau motor baru. 

"Situasi sekarang memang serba salah, kenaikkan DP saat ini ya artinya memang situasi sedang krisis. Saat krisis nggak ada yang namanya pembelian itu menjadi prioritas," kata Tauhid dalam wawancara virtual bersama Forum Wartawan Otomotif (Forwot) beberapa waktu lalu. 

Lebih lanjut, secara pribadi ia setuju dengan kebijakan leasing yang menaikkan DP pembelian kendaraan. "Menurut saya menakkan DP malah akan mengurangi kesempatan orang untuk membeli. Itu memang benar, karena mengantisipasi efek buruknya," beber Tauhid. 

Sementara itu, dalam kesempatan yang berbeda, Corporate Secretary & Legal Compliance Division Head Mandiri Tunas Finance, Arif Reza Fahlepi juga mengakui kalau bisnis pembiayaan saat ini tak ingin mengambil resiko. 

"Dari sisi multifinance juga nggak mau ambil risiko tinggi. Kita juga menahan diri untuk memberikan pinjaman kepada konsumen baru," papar Arif.

Artinya, bisnis pembiayaan/leasing dalam situasi seperti sekarang ini memang tidak mengejar volume. Hal ini pula yang menjadi landasan menaikkan DP pembelian kendaraan baru. 


(uda)