Autogear.id: Tetsuta Nagashima berhasil mencuri perhatian usai menjuarai seri pembuka Moto2 Qatar di Sirkuit Losail, Minggu (8/3/2020) waktu setempat. Kemenangan yang diraih Nagashima juga terbilang fantastis. Seperti halnya Valentino Rossi saat muda, pria asal Jepang ini memulai balapan dari posisi ke-14 di starting grid. 

Tidak ada yang menyangka perlahan tapi pasti Nagashima justru terus maju ke depan melewati satu per satu kompetitor hingga berselebrasi di podium tertinggi Losail. Kemenangan seperti ini sangat jarang dilakukan oleh rider-rider reguler. Lalu siapa sebenarnya, Nagashima? 

Dari list peserta Moto2 di musim ini, Nagashima sebenarnya tidak dijagokan. Karena statistik karir Grand Prix juga tak ada yang mentereng. Perjalanan karir Nagashima diawali sebagai juara reguler di kejuaraan balap motor Jepang. Karir internasionalnya dimulai pada tahun 2016 di ajang Moto2 FIM CEV Repsol dan hanya meraih satu kali kemenangan. 

Setahun berselang, Nagashima naik ke Kejuaraan Dunia Moto2 di 2017 bersama Tim SAG. Tahun berikutnya ia bergabung ke Idemitsu Honda Team Asia dan meraih 8 poin dalam semusim. Tahun 2019, pria Jepang pindah ke Tim SAG. Hanya saja di tim SAG ia semakin konsisten bersaing di 10 besar dan dua kali masuk 5 besar. 

Kemudian di tahun 2020 ini, Tetsuta Nagashima sepertinya sudah mencapai level baru. Bergabung bersama tim Red Bull KTM Ajo, Nagashima disebut sebagai rider Jepang rasa Eropa. 

Hal ini dikarenakan tidak ada sama sekali emblem ataupun brand Jepang yang ada di baju Nagashima. Bahkan sasis motor yang ia gunakan pun menggunakan sasis Kalex, pabrikan Jerman. 

Justru gimmick inilah yang membuat Nagashima mudah diingat. Apalagi kemenangan di seri pembuka Qatar didapat dengan aksi-aksi menyusul dari urutan 14 ke posisi 1 yang berkelas. 

Sebagai tambahan informasi, Nagashima menjadi pembalap Jepang pertama yang memenangi balapan Moto2 Qatar. Terakhir kali rider asal negara matahari terbit itu berhasil menang di Moto2 Qatar adalah mendiang Shoya Tomizawa pada musim 2010. Namun nasib nahas justru dialami ketika masih mengumpulkan poin meraih titel juara dunia di Moto2 Misano, Italia di tahun yang sama.