Autogear.id: Bisnis pelumas diprediksi tetap memiliki peran vital di masa kenormalan baru. Hal ini dikarenakan mobilitas masyarakat sudah mulai kembali seperti semula, seperti bekerja hingga melakukan aktifitas lainnya.
Maka dari itu, PT Pertamina Lubricants berupaya untuk menjamin ketersediaan dan pelayanan yang prima dalam masa transisi kenormalan baru yang kini sedang di jalankan seluruh sektor bisnis di Indonesia.
Direktur Utama PT Pertamina Lubricants, Ageng Giriyono mengatakan bahwa protokol kenormalan baru diterapkan di seluruh wilayah operasi termasuk di Kantor Pusat Oil Center, 3 Production Unit, 24 Depot Supply Point, 7 Sales Region.
"Tidak terkecuali kami juga menghimbau kantor representative kami di Australia dan Anak Perusahaan di Thailand untuk berkomitmen menjalankan new normal dengan patuh,” ungkap Ageng Giriyono.
Protokol-protokol tersebut meliputi rapid test, pembatasan kapasitas ruang kerja, thermal scanning, pemberian paket kesehatan dan higienitas, penyediaan wastafel tambahan, marking wilayah kerja, dan rutin melakukan patroli untuk memastikan kedisiplinan dalam menjalankan new normal ini.
Ageng juga mengatakan bahwa menjalankan kenormalan baru ini tidak akan menghambat laju bisnis PT Pertamina Lubricants. Guna memastikan ketersediaan dan pelayanan pelumas Pertamina tetap dijalankan dengan baik, perusahaan telah menjalankan protokol pencegahan Covid-19 yang diterapkan oleh seluruh personil sales force di Indonesia, dan juga partner bisnis meliputi pemilik dan mekanik outlet/bengkel, distributor dan konsumen terutama konsumen pelumas Industri.
Tak hanya itu, Pertamina Lubricants menjamin higienitas para sales force dan juga menjamin kebersihan produk pelumas yang dikirimkan ke konsumen melalui proses desinfeksi sebelum barang terkirim, termasuk armada pengantar. Petugas yang membawa barang juga dipastikan dalam kondisi sehat dan menggunakan ADP yang lengkap.
“Pandemi dan masa transisi ini menjadikan kami adaptif terhadap tekanan, tantangan dan perubahan. Kami melakukan transformasi dari proses bisnis yang lama ke yang baru dan menjadikan itu proses yang ‘normal’ untuk saat ini dan masa yang akan datang," tutupnya.
(uda)