Tips Perawatan Motor

Aneh Tapi Fakta, Pabrikan Busi Kasih Tips Cara Merawat Rantai Motor

Selain memassarkan produk busi yan gmereka produksi sendiri, NGK Busi INdonesia juag memasarkan rantai motor DID dari hasil kerja sama mereka. AG/Setiawan Alun Segoro
Selain memassarkan produk busi yan gmereka produksi sendiri, NGK Busi INdonesia juag memasarkan rantai motor DID dari hasil kerja sama mereka. AG/Setiawan Alun Segoro

Autogear.id – Jumlah kendaraan roda dua yang menggunakan rantai gir set sepertinya masih lumayan signifikan. Artinya, saat ini tidak melulu motor matik yang wara-wiri di jalan raya. Motor dengan mesin berpenggerak rantai juga masih bertebaran.

Malah belum lama ini Honda memperbarui varian motor bebek Revo nya, Yamaha kembali hadirkan motor sport R25 yang lebih segar dan Kawasaki memperkenalkan Versys 650 sebagai kendaraan adventure terbaru. Kesemuanya masih menggunakan rantai motor.

Namun memang, karena sekarang ini ekosistem motor matik semakin besar. Akhirnya sedikit banyak, para pengguna motor rantai non v-belt agak terkendala mencari suku cadang yang satu ini. Mencari rantai yang KW saja cukup terganjal, apalagi mencari yang orisinil dan berkualitas.

Dijelaskan Ardhieta Wicaksana sebagai Marketing Manager PT NGK Busi Indonesia, berangkat dari banyaknya pertanyaan oleh konsumen tentang tipe rantai apa saja yang cocok diaplikasikan untuk motor mereka, maka NGK Busi menambahkan fitur Cari Rantai di dalam situs mereka.

Baca Juga:
Tampang XSR 155 'Pancaka', Hasil Kreasi Disaster 13 di Yamaha Yard Built

“Supaya konsumen lebih mudah menentukan rantai apa saja yang sesuai dengan spesifikasi motornya”, kata Wicak dalam media gathering di resto Papa Bro, Kemang Village, Jakarta Selatan, Rabu (26/01).

Tunggu, mungkin ada yang masih bertanya-tanya, apa korelasinya antara NGK Busi dan rantai? Jangan bingung ya, ternyata sudah beberapa waktu lalu NGK Busi memegang distribusi rantai motor aftermarket DID.

“Jadi itulah mengapa informasi rantai DID alamat websitenya ada di NGK Busi, karena izin distribusi rantai motor aftermarket DID di Indonesia resmi dipegang PT NGK Busi Indonesia. DID memanfaatkan jaringan NGK Busi yang sudah luas, tak hanya di Indonesia, melainkan mancanegara”, lanjut Wicak.

Lantas, sebenarnya bagaimana cara memilih rantai berkualitas? Indikatornya seperti apa? Dan bagaimana cara merawat rantai agar tetap awet? Dalam kesempatan yang sama, Diko Octaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia mengatakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih dan merawat rantai motor.

Baca Juga:
Tim Repsol Honda Pastikan Marquez Ikut di Tes Pra Musim MotoGP Sepang

“Jadi rantai motor itu setiap 500 Km harud ikasih pelumasan, dan setiap 1000 Km harus dibersihkan. Nah, selain jual rantai motor, DID juga menyediakan produk pembersih dengan pelumas rantainya”, ujar Diko.

Sementara Rizky, Technical Support DID mengatakan, untuk membersihkan rantai motor itu sebenarnya langkah awalnya adalah semprot dengan air, lalu disikat hingga kotorannya berguguran. “Setelah itu semprotkan dengan chaincleaner, selanjutnya berikan chainlube. Jadi tak perlu dicuci dengan bensin atau solar,” jelasnya.

Ditambahkan Diko, pada rantai itu ada lapisan seal-nya, karenanya sangat tidak disarankan membersihkan rantai dengan bensin maupun solar. Khawatir dapat merusak lapisan seal pada rantai. “Jangan sampai rantai berkarat, sehingga menjadi kaku. Bila rantai kaku, rantai jadi bunyi berisik, dan motor pun terasa melompat-lompat tidak nyaman”, ucapnya.

Dalam memilih rantai yang tepat, pertama berangkat dari memilih rantai OEM dulu. Lalu pastikan ringnya seperti 528, 520 dan sebagainya apakah sesuai. Selanjutnya periksa apakah panjangnya sama.

Baca Juga:
Baju Baru Yamaha R25, Kian Terlihat Garang

“Lalu naik satu tingkat, dari basic standarnya, tinggal purposenya saja. Contoh jika kita mau motor itu kerjanya berat, ya kita naikkan satu tingkat misalnya jadi T-Ring, X-Ring dan lainnya. Memang sebenarnya tidak ada standar baku memilih rantai berkualitas”, jelas Diko.

Intinya, kalau memilih rantai untuk motor harian itu, acuannya dimulai dari standar pabrikannya dulu. Setelah itu baru naik satu tingkat misalnya. Lain halnya bila bicara rantai motor racing, motor modifikasi, aturan itu semua tidak berlaku. “Learning by doing,” ungkapnya.


(uda)