Bengkel Umum

Sejak PSBB, Bisnis Bengkel Berjalan ala Kuliner

Layanan home visit bengkel tidak mengcover semua jenis perbaikan. dok medcom
Layanan home visit bengkel tidak mengcover semua jenis perbaikan. dok medcom

Autogear.id: Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta dan sekitarnya memberikan pukulan telak bagi banyak sektor bisnis, termasuk bisnis jasa perbaikan kendaraan bermotor alias bengkel. 

Para pengusaha bengkel begitu menjerit karena penurunan omzet yang cukup drastis. Bahkan beberapa bengkel umum modern yang memiliki banyak outlet juga mengakui income mereka jatuh hingga lebih dari 50 persen dibandingkan pendapatan waktu normal. 

Sadar akan situasi yang memang tidak kondusif, para pemain di bisnis bengkel dituntut harus memutar otak agar tetap 'survive'. Apalagi mereka punya karyawan yang harus dipenuhi haknya. 

Penanggung jawab Bengkel Fast, Tumenggung Prabowo menegaskan bahwa pihaknya sadar situasi sulit ini dirasakan hampir di semua sektor. Karena itu yang bisa dilakukan adalah tetap memanfaatkan peluang. 

"Memang kondisi ini tidak hanya menimpa kita, hampir semua sektor bisnis juga kena. Kita sadar itu, tapi kita harus mengakali kondisi seperti ini, nggak boleh diam kita harus berbuat sesuatu," kata Tumenggung kepada redaksi Autogear.id. 

Sejak pemberlakuan PSBB, bengkel Fast yang merupakan spesialis aki/baterai, pelumas, ban, serta spooring dan balancing saat ini fokus pada layanan Home Visit. Sehingga konsumen tetap di rumah dan mekanik Fast yang datang menghampiri langsung. 

Akan tetapi, menurut Tumenggung dalam layanan Fast Home Visit, tidak semua pengerjaan bisa dilakukan di rumah konsumen. "Ada beberapa yang tidak bisa dikerjakan di rumah konsumen. Seperti ban dan kaki-kaki kita nggak bisa lakukan di rumah karena peralatan ada di bengkel semua," sambung Tumenggung. 

Ia menambahkan hal tersebut bisa dimaklumi dalam situasi sekarang, karena hampir mirip dengan bisnis kuliner yang saat ini tidak menyediakan semua menu. 

"Seperti bisnis kuliner, kalau sekarang beli makanan hanya boleh take away dan tidak semua menu ada. Begitupun dengan kita, nggak semua menu bisa kita lakukan contohnya set kaki-kaki, tune up untuk sementara tidak kita layani. Home visit atau mendatangi rumah konsumen ini hanya yang sifatnya fast moving aja," beber Tumenggung. 


(uda)