Autogear.id: Selama masa pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), bengkel-bengkel umum memang menjerit karena omzet mereka turun drastis. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Selain faktor pembatasan aktifitas di bengkel itu sendiri, konsumen saat ini juga tidak memprioritaskan perawatan kendaraan mereka. Bahkan beberapa konsumen justru semakin perhitungan, mereka enggan membeli spare part baru dan meminta mekanik untuk melakukan solusi perbaikan.
“Sekarang kalau soal spare parts, pelanggan kebanyakan mereka minta diperbaiki atau diakalin biar tidak banyak biaya, seperti penggantian filter oli," terang Fahmi, pemilik bengkel mobil Fahmi Jaya Motor di bilangan Bekasi Timur.
Meski begitu, di masa PSBB ini ternyata ada beberapa komponen yang masih bisa mendatangkan 'cuan' alias keuntungan untuk bengkel. Komponen tersebut adalah baterai atau aki mobil.
Menurut penuturan Tumenggung Prabowo selaku Penanggung Jawab Bengkel Fast, penjualan aki menjadi tulang punggung selama PSBB. Namun Tumenggung juga membenarkan tren konsumen yang semakin perhitungan untuk jajan kendaraannya.
"Kondisi saat ini konsumen lebih menunda termasuk menunda untuk ganti oli. Tapi kalau sudah aki mereka tidak ada jalan lain karena bagaimana pun juga mereka butuh mobilitas dan kendaraannya harus hidup," ujar Tumenggung Prabowo kepada Autogear.id.
Bengkel Fast sendiri menerapkan layanan home visit alias mekanik yang mendatangi rumah konsumen. Sejauh ini, layanan home visit bengkel Fast memang lebih didominasi penjualan dan pemasangan aki. Karena untuk layanan lain seperti tune up, spooring balancing tidak bisa dilakukan di rumah konsumen alias harus ke bengkel.
"Saat ini PSBB seperti sekarang banyak mobil cuma diam. Dan pada saat mobilnya dinyalakan tidak bisa nyala, nah itu yang akhirnya kita harus mengunjungi," beber Tumenggung.
Secara keseluruhan sejak merebaknya pandemi Covid-19, bengkel Fast yang memiliki dua outlet di Jakarta mengalami penurunan omzet hingga 50 persen dari biasanya.
(uda)