Isu MotoGP 2022

Begini Skenario agar Suzuki Tak Melanggar Kontrak di MotoGP!

Ragam strategi bisa dijalankan oleh Suzuki MotoGP sebelum memutuskan untuk meninggalkan balap MotoGP. JM
Ragam strategi bisa dijalankan oleh Suzuki MotoGP sebelum memutuskan untuk meninggalkan balap MotoGP. JM

Autogear.id - Menyeruaknya isu soal Suzuki yang bakal hengkang dari MotoGP, turut membuat isu soal beberapa pabrikan tertarik mengisi slot yang nantinya bakal ditinggalkan oleh pabrikan dengan kelir khas biru langit itu. Namun kontrak yang mereka tandatangani bersama penyelenggara MotoGP Dorna Sports, tentu tak memudahkan mereka cabut begitu saja dari kancah balap dunia ini.

Lalu apa saja skenario yang kira-kira bisa dilakukan Dorna Sports jika keputusan untuk keluar dari MotoGP tetap tak bisa dibendung Suzuki? Dilansir dari Crash.net, terdapat beberapa skenario yang bisa dijalankan sehubungan dengan hal tersebut.

Nama Tetap, Motor Pakai Pabrikan Lain
Opsi pertama yang muncul agar kontrak Suzuki dengan Dorna Sports tak putus di tengah jalan yang menyebabkan konflik hukum adalah nama Suzuki MotoGP akan tetap ada di MotoGP meski tim sudah berganti dan motor serta pemasok mesin menggunakan merek lainnya. Meski keputusan tetap ada di pihak Dorna SPorts untuk hal ini.

Di sisi lain, meski opsi ini cukup masuk akal, kontrak dengan Dorna-IRTA dan MSMA, tentu tak mudah untuk dicari jalan tengahnya. Karena ini berhubungan dengan tim lain dan lembaga yang menaungi balap itu sendiri.

Baca Juga:
Bikin Syok! Suzuki Tinggalkan MotoGP di Akhir Musim Nanti?

Livio Suppo Ambil Alih Tim Suzuki
Opsi kedua adalah manager tim yang saat ini dipegang oleh Livio Suppo, mengambil alih proses penyelamatan tim Suzuki MotoGP namun Suzuki tetap melakukan pembiayaan operasional tim. Meski mungkin tak menggunakan nama Suzuki serta motor dan mesin dari pabrikan lain. Strategi ini pernah dijalankan oleh Ross Brawn melalui BrawnGP di Formula 1 pada 2009. 

Saat itu, Ross Brawn yang memegang manager tim Honda Racing, harus menyelamatkan timnya dan Honda pun memberikan kompensasi untuk menyelamatkan tim ini meski harus menggunakan mesin dan mobil dari Mercedes-Benz. Meski demikian, strategi ini berhasil dan membawa tim itu langsung meraih titel juara dunia bersama Jenson Button. Lalu apakah ini juga bakal dilakukan Suppo? Kita lihat saja.

Mengundurkan Diri untuk Beberapa Musim
Strategi berikutnya yang bisa diambil Suzuki adalah mengundurkan diri untuk beberapa musim sekadar untuk bisa mengambil nafas sebelum ikut balap MotoGP lagi. Hal ini pernah mereka lakukan di akhir musim kompetisi 2011. Rencana mundur dari MotoGP dilakukan untuk jangka waktu tertentu yaitu dari 2012 hingga 2015. Namun membaiknya kondisi pabrikan mereka, membuat tim ini kembali lebih awal yaitu 2015.

Artinya, jika Suzuki ingin mundur lagi untuk sementara dari MotoGP, mereka harus menyertakan kapan waktu kembalinya agar Dorna Sports tetap menyisihkan slot untuk tim tersebut kembali ke MotoGP. Hal ini sangat mungkin dilakukan lantaran perubahan regulasi MotoGP 2024 yaitu penggunaan campuran bahan bakar non fosil atau biofuel sebanyak 40 persen dan 2027 menggunakan 100 persen biofuel.

Baca Juga:
Lepas Pemudik dan Berbagi Sembako, Cara Adira Sambut Lebaran

Sehingga mereka punya masa riset yang lebih lama tanpa harus pusing memikirkan tim balapnya di MotoGP untuk sementara waktu. 

Memberikan Akses untuk Tim Satelit
Skenario selanjutnya adalah tim ini dijalankan oleh tim balap satelit atau tim yang punya uang untuk menjalankan tim yang ada sekarang. Skenario ini persis seperti yang dijalankan oleh Aprilia Racing melalui kerja sama dengan Gresini Racing sejak 2015 hingga 2021, sebelum akhirnya Aprilia Racing MotoGP berdiri sendiri sebagai tim pabrikan dan Gresini Racing sebagai tim independen saat ini.

Terlepas dari berapa banyak sokongan Suzuki terhadap tim ini nantinya, tapi penting untuk membuat tim ini tetap eksis di balap MotoGP.

Jiplak Strategi Kawasaki Hayate
Strategi lain yang bisa dipakai oleh Suzuki MotoGP adalah menjiplak strategi yang dimainkan oleh Kawasaki Racing pada 2009 melalui Kawasaki Hayate Racing. Hal ini dijalankan untuk mengakali kontrak yang masih berjalan dengan Dorna Sports. Yaitu tetap menjalankan tim tersebut meski menggunakan motor non-pabrikan. Artinya motor ini bisa jadi dikembangkan oleh tim balap itu sendiri dengan tetap memenuhi regulasi yang ada di MotoGP.    

Namun jika strategi ini dijalankan oleh Suzuki, harus ada tim yang siap menjalankan dan mengembangkan paket motor mereka selama beberapa musim ke depan. 

Baca Juga:
Anda Pemilik BMW? Cukup Manfaatkan BMW Road Assistance jika Ada Masalah!

Dari serangkaian strategi ini, tentu semuanya punya konsekuensi masing-masing. Namun strategi yang terbaik bagi mereka? Tergantung kesepakatan tim itu sendiri juga bersama Dorna Sports agar solusinya benar-benar tak membuat kemunduran besar di salah satu pihak.


(uda)