Autogear.id - Mobil-mobil racikan AMG dari divisi performa tinggi Mercedes-Benz, dikatakan selalu punya performa yang presisi. Namun demikian, selain harga produk mereka yang lebih tinggi, spek bahan bakar juga selalu mewajibkan penggunaan oktan atau RON tinggi. Itu dilakukan untuk mendukung performa pembakaran di ruang bakar mesin.
Namun tidak bagi Mercedes-Benz AMG CLA 45S yang satu ini. Mobil yang masuk di Indonesia dalam jumlah sangat terbatas itu, masih bisa meminum bahan bakar dengan RON 90 yang artinya setara dengan bahan bakar Pertalite, Revvo 90 dan Shell Regular. Mobil yang digarap langsung oleh Punggawa Provis Auto Lab itu awalnya memang wajib menggunakan BBM RON tinggi, namun diramu ulang di bengkel tersebut dengan resep yang Tune Up Semisport© yang disingkat TUSS.
Adalah Punggawa Provisautolab, Jasin Stefanus menegaskan bahwa TUSS yang mereka lakukan terhadap mobil tersebut bertujuan untuk membuat mobil ini lebih nyaman di semua putaran. Kemudian juga mengefisienkan penggunaan bahan bakar di ruang bakar, meski menggunakan RON rendah. Efeknya pun bukan sebatas degradasi RON bahan bakar, namun jauh lebih luas.
"Mobil ini memang punya performa top karena mesin AMG dibangun khusus oleh 1 teknisi khusus untuk 1 mesin. Mesin ini dikenal lebih presisi saat pengerjaan di pabriknya. Tapi jangan salah, mobil ini juga punya celah. Mulai dari putaran bawah yang tidak enak diajak sekadar keliling-keliling kota, hingga gejala turbolag yang juga masih terasa. Ini sudah sesuai prediksi Kami sebelumnya. Hingga akhirnya sang pemilik pun meminta untuk dilakukan TUSS," ujar Jasin Stefanus kepada Medcom.id akhir pekan lalu.
Baca Juga:
Festival of Speed Goodwood Jadi Ajang World Premier Vision 357 Speedster
Jasin pun menegaskan bahwa setelah mendapat suntikan TUSS ke mobil yang tenaga dasarnya mencapai 421 daya kuda itu, semua celah yang mereka temukan di mobil itu, seketika hilang. Mulai dari putaran bawah yang terasa lebih halus, naik-turun percepatan yang lebih reponsif hingga putaran mesin yang ngisi di semua RPM. Bahkan bisa kini bisa menggunakan RON paling rendah yang ada di Indonesia.
Uniknya lagi, sokongan turbo yang biasanya bekerja di rentang RPM 2000 ke atas, di RPM 1000 bahkan sudah membuka setelah dilakukan 'operasi' di bengkel mereka. "Meski demikian, penggunaan RON rendah ini tak berpengaruh terhadap performa AMG CLA 45 S ini. Setup mode berkendara sengaja Kami pakai mode normal, hanya saja aktivasi lubang knalpot 2 sisi, dilakukan untuk mengetahui sejauh mana mobil ini bisa berakselerasi maksimal pakai RON 90. Dan itu terbukti, mobil ini tetap sanggup berakselerasi dengan sangat baik meski dari versi standar yang belum di TUSS dan menggunakan BBM oktan tinggi," ujar Test Driver-nya yaitu Ali.
Bahkan Ali menggaris bawahi bahwa Ia bahkan tak perlu lagi menekan pedal gas dalam-dalam untuk mendapatkan tenaga besar di mobil itu. Cukup dengan menekan sedikit, power dari mesin ke roda mobil yang berbanderol Rp1,5 miliar off the road itu sudah ngejambak. Mobil yang dibekali dengan mesin 2,0 liter itu pun tak lagi mencapai torsi puncaknya di putaran RPM 5.000. Lantaran pedal gas yang lebih responsif, bahkan turbo sudah membuka di putaran 1,000 RPM.
Jasin melanjutkan bahwa saat ini Provis Auto Lab memang sudah memiliki divisi khusus untuk mobil-mobil Eropa yang terkenal dengan sistem elektrikalnya yang rumit. Bahkan sensor-sensor pun terbilang sangat advanced. Sehingga butuh penanganan tersendiri. Namun untuk TUSS tak ada tambahan sensor atau device untuk membuatnya bekerja.
"Kami benar-benar memanfaatkan apa yang ada di mobil ini. Bahkan setup ECU pun tak Kami utak-atik sehingga ini benar-benar menjadi mobil standar yang hanya memaksimalkan ruang bakar saja. Bicara soal emisi gas buang, meski catalytic converter yang sudah ada dilepas namun saat diukur kandungan emisi gas buangnya menjadi amat rendah."
Estimasi pengerjaan khusus untuk mobil-mobil terbaru seperti AMG CLA 45S ini pun tak main-main. Butuh waktu sekitar 2-3 pekan lamanya. Agar hasil yang didapatkan benar-benar maksimal. Penasaran? Bisa coba sambangi Provis Auto Lab di Bilangan Bintaro, Jakarta Selatan.
(uda)