Traga dan MU-X, Dua "Peluru" Andalan Isuzu untuk Bertempur

Isuzu MU-X (Foto: Instagram Isuzu)
Isuzu MU-X (Foto: Instagram Isuzu)

Autogear.id - Sejumlah strategi dan perencanaan terus dipersiapkan Isuzu untuk menyikapi kondisi pandemi covid-19, yang berangsur mengarah ke endemi seperti di Singapura. Strategi dan perencanaan itu antara lain menjadikan Traga dan MU-X sebagai dua "peluru" andalan Isuzu untuk bertempur. 

Disamping menyiapkan Traga dan MU-X dua peluru andalan Isuzu untuk bertempur, bicara pula line up light dan medium duty truck. Penguat kompetensi Isuzu sebagai salah satu pemain besar di segmen kendaraan komersial. Tanpa terkecuali, penguatan strategi menyangkut regulasi ODOL (Over Dimension Over Loading), serta kebijakan Biodiesel B40 yang terus diupayakan pemerintah.

Sejauh ini jelas, mengapa Traga dan MU-X dijadikan sebagai peluru andalan Isuzu untuk bertempur. Karena pasar ekspor Traga lumayan tinggi, selain untuk memenuhi kebutuhan domestik.

embed

Disampaikan Attias Asril, Marketing Div. Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), kontribusi Traga hingga Juli 2021 mencapai 6224 unit. Masih di atas light duty truck (LDT) sebesar 6221 unit dan medium duty truck (MDT) sebesar 1144 unit.

Sedangkan MU-X menjadi komponen penguat fakta, kalau Traga dan MU-X dua peluru andalan Isuzu untuk bertempur. Lantaran menjadi sport utility vehicle (SUV) kategori high end. Pasalnya belakangan ini selain multi purpose vehicle (MPV), model SUV juga diminati. 

Lanjutnya, IAMI juga masih mempersiapkan MU-X edisi 2022 untuk dirilis di Indonesia, seperti di Thailand. “Kami upayakan rilis tahun ini. Karena perlu hitung ulang harga dan lainnya. Mesin masih Euro 2, tapi spek lainnya serupa dengan yang di Thailand,” kata pria yang kerap dipanggil Aat, saat Ngobrol Virtual Santai (Ngovsan) bareng Forwot, Selasa (24/8).

Adanya rencana MU-X edisi anyar, membuat Isuzu masih enggan menyentuh ranah MPV. “Rasanya kami masih fokus di komersial dan MU-X. Apalagi kompetensi kita di komersial. Kami lihat pasar komersial masih cukup besar untuk dijajaki,” ucapnya.

embed

Belum lagi usai stop produksi Panther, mendorong Isuzu lebih menguatkan SUV MU-X dibanding bikin model baru segmen MPV.  “Meskipun Panther diskontinyu, imbas ke kami tak terlalu terasa. Kompetensi kita memang di kendaraan komersial, tapi tetap kendaraan penumpang seperti MU-X kita perhatikan. Sama halnya para loyalis pengguna Panther yang masih ada hingga sekarang,” sergahnya.

Pengguna Panther jangan khawatir. Kendati normatifnya ketersediaan stok suku cadang 8 - 10 tahun usai diskontinyu. “Selama populasi masih ada, ketersediaan stok suku cadang aman. Sesuai tagline ‘Real Partner Real Journey’,” terangnya.

Kembali membahas Traga, kenyataan di masa pandemi kalau Traga dan kendaraan model boks menjadi paling laris. Karena yang masih bergerak lumayan di kondisi seperti sekarang adalah jasa transportasi logistik dan barang.

“Pasar ekspor Traga semua tergantung situasi dan negara tujuan. Sekarang masih ke Filipina, tapi ke depan akan tambah negara Laos, Kamboja dan Amerika Tengah yang semula tahun ini tertunda kendala pandemi,” jawab Aat. 

Isuzu pun belum berniat melakukan penyegaran Traga, hanya menambah jenis-jenis aplikasi serta variasinya. “Sempat terpikir membuat blind van berbasis Traga. Tapi nanti kita lihat kebutuhan pasar, apalagi Traga baru diperkenalkan 2018,” ucapnya.

Menyinggung sedikit regulasi Biodiesel B40, tim produk Isuzu terus mengikuti perkembangan yang terjadi di negara lain. Begitupula regulasi ODOL, buat IAMI tidaklah berpengaruh. Karena sejak awal sudah berkomitmen mengikuti semua regulasi pemerintah.

“Secara penjualan, regulasi ODOL juga tak berpengaruh. Kami jelas mendukung regulasi ODOL, karena sebenarnya lebih menguntungkan konsumen. Bikin mobil lebih awet. ODOL itu membuat kendaraan seperti dipaksa,” terangnya.

Pastinya Isuzu ke depan terus menguatkan strategi dan perencanaan sektor purna jual. Transformasi dan ubah mindset kebiasaan lama. “Dimana ada unit konsumen, disitulah kami hadir. Layani secara optimal, jam berapa dan dimanapun mekanik kami siap. Di hutan, jalan tol, harus didatangi,” sergahnya.

Sisi jaringan juga penguatan kepada purna jual. Misalnya ketersediaan suku cadang dan lainnya. “Beli kendaraan komersial tak seperti beli mobil penumpang. Truk itu kita beli spek. Karena tidak melihat fitur interior, eksterior dan sebagainya layaknya mobil penumpang,” pungkasnya.


(acf)