Autogear.id - Motor kini tak lagi identik dengan pria. Kaum hawa alias wanita kini juga banyak yang menggunakan motor sebagai alat transportasinya. Tak ketinggalan, mereka yang mengenakan kerudung atau hijab.
Hijabers, sebutan gaul untuk wanita yang berhijab, mengendarai motor dalam rutinitas sehari-hari. Tetapi ada yang kadang lupa memperhatikan busananya saat berkendara. Berisiko membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Bagi perempuan muslim, mengenakan hijab dan pakaian panjang menutup aurat merupakan hal wajib. Namun alangkah baiknya semua itu diatur dahulu, sebelum pemakainya berkendara motor atau boncenger (dibonceng). Agar tak berisiko tinggi, misalnya tersangkut di motor sendiri atau kendaraan lain di jalan.
Johanes Lucky Margo Utomo, Safety Riding Dept. Head PT Astra Honda Motor (AHM) mengatakan, bila hijabers memakai helm, pastikan helm itu tak sampai bergerak-gerak, atau ngoplak.
Kemudian menurut Lucky lagi, sebisa mungkin hindari mengenakan gaun panjang ketika berkendara motor. Apabila memang harus mengenakan baju panjang sesampainya di tempat tujuan, mungkin bisa ditukar di ruang ganti setelah sampai.
“Tetapi selama berkendara motor atau boncenger, sebaiknya hindari pakai gaun panjang. Karena berisiko mengganggu keamanan dan kenyamanan”, tukasnya.
Sebelum berkendara, ada baiknya memang memperhatikan pakaian terlebih dahulu agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
Berikut beberapa tips yang bisa jadi referensi dan membantu para hijab bikers dalam menggunakan pakaian saat berkendara:
1. Gulung atau selipkan pakaian yang menjuntai
Bagi perempuan yang nyaman pakai gaun panjang syar’i atau gamis, rok dan lainnya, pastikan pakaian tadi takkan menyelip di komponen motor saat dikendarai.
Bila dirasa ujung pakaian mengganggu, siasati dengan menggulung atau mendudukinya. Ini solusi sederhana, menghindari terlilitnya ujung pakaian ke jari-jari, rantai, atau komponen motor lainnya.
Ekstra kenyamanan, bisa juga gunakan dalaman berupa legging atau celana panjang. Jangan lupa pakai kaos kaki, supaya pakaian yang terangkat karena digulung tidak memperlihatkan kaki kita.
2. Gunakan pakaian tertutup lain yang lebih menunjang pergerakan
Alangkah baiknya gunakan pakaian tertutup lain, yang dapat menunjang pergerakan. Misalnya celana panjang, baju lengan panjang, atau jaket. Intinya, pakaian tadi harus membuat pemakainya nyaman, dan dapat menutup tubuh dengan baik. Jangan sampai pakaian pengganti ini bikin risih, kendati sesuai kebutuhan.
3. Perhatikan laju kendaraan
Saat berkendara di jalan, sepatutnya perhatikan laju kendaraan kita. Sesuaikan kecepatan laju kendaraan dengan kondisi di jalan. Terpenting adalah, sesuaikan dengan tingkat keamanan dan kebutuhan.
Jika menggunakan pakaian panjang, berkendaralah dengan kecepatan wajar dan masih dapat ditangani ketika sewaktu-waktu terpaksa bermanuver atau ngerem mendadak.
4. Pahami etika berkendara
Tak kalah penting adalah pahami etika berkendara. Hindari perilaku yang dapat mengganggu pengendara lain. Seperti salip-menyalip tak beraturan. Apalagi saat berkendara memakai gaun panjang.
Jika ingin menyalip kendaraan lain, lihat dulu keadaan sekitar. Karena menyalip kendaraan lain sangat berisiko tinggi jika tidak dilakukan sesuai prosedur.
Begitu pula ketika ingin belok di jalan raya, pastikan melirik kaca spion dan memberi tanda lampu sein, untuk mengecek keberadaan kendaraan di samping dan belakang.
Selain itu, pengendara juga bisa mengontrol kondisi hijabnya. Jika tertiup angin dan mengganggu konsentrasi, segeralah menepi. Lalu mulai rapikan hijab dan pakaiannya.
Kesimpulannya, tak ada larangan berkendara memakain gaun panjang. Asalkan menyesuaikan dengan keamanan dan kenyamanan berkendara, supaya tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain.
(acf)