Autogear.id - Ada fakta yang cukup mengagetkan soal pembalap MotoGP, yaitu soal bayaran mereka yang ternyata juga terdampak pandemi Covid-19. Bahkan dikabarkan oleh Motorsport.com bahwa gaji pembalap selama pandemi melanda turun sebanyak 20 persen. Lalu seperti apa penurunan gajinya dan jumlahnya berada di kisaran berapa? Yuk kita ulas lebih jauh.
Sebagai bahan perbandingan sebelum pandemi melanda dunia, total uang yang terbayarkan untuk para pembalap berada di angka 58 juta Euro atau sekitar Rp942 miliar atau nyaris Rp1 triliun. Dan setelah pandemi melanda, bocoran yang diperoleh media berbahasa Inggris itu, gaji total pembalap di MotoGP 47 juta Euro atau sekitar Rp763 miliar.
Meski tidak semua gaji pembalap mengalami penurunan, namun beberapa tim yang merekrut pembalap rookie, mengeluarkan uang yang lebih sedikit untuk pembalap pembalap ketimbang mengambil pembalap berpengalaman.
Gaji Marc Marquez Tak Terdampak
Sebelum lebih jauh ke tim mana saja yang akhirnya menurunkan angka gaji pembalapnya, ada beberapa pembalap yang memang tak mengalami penurunan penghasilan yang signifikan. Salah satunya adalah Marc Marquez. Bahkan sejak kontraknya diperpanjang pada 2020 lalu, rumor gajinya berkisar 15 juta Euro per musim atau sekitar Rp243 miliar dalam setahun.
Baca Juga:
8 Rute Domestik Langsung ke Lombok di Momen MotoGP Mandalika
Gaji ini bahkan berlaku hingga 2024 mendatang lantaran perpanjangan kontraknya berlaku hingga 5 tahun. Lalu mengapa Honda Racing Corporation begitu berani mengontrak dengan angka yang besar padahal musim 2020 performanya tak bagus meski di 2021 Ia bisa tampil kompetitif di beberapa seri? Alasannya tak lain karena hanya Ia pembalap yang bisa memberikan pembeda terhadap performa Honda.
Ducati Memilih Merekrut Pembalap Muda
Memainkan pembalap dengan status pembalap muda, adalah cara terbaik bagi sebuah tim untuk mengurangi pengeluaran untuk membayar pembalap sangat tingg. Mengingat Ducati adalah tim yang punya pengalaman buruk soal bayaran tinggi ke pembalapnya. Salah satunya adalah perekrutan Jorge Lorenzo di 2017 dengan bayaran 12,5 juta Euro dalam semusim.
Ducati mengakui bahwa ini adalah gaji terbesar yang mereka bayarkan ke pembalap dalam semusim. Mereka juga menganggap bahwa ini adalah kesalahan fatal, sementara Jorge Lorenzo tak memberikan mereka titel juara dunia. Hingga akhirnya mereka berinvestasi ke pembalap yang bayarannya lebih murah namun punya potensi untuk mendukung tim yaitu Danilo Petrucci. Namun kini tim merah asal Italia itu punya dua pembalap muda yaitu Jack Miller dan Francesco Bagnaia.
Investasi Tim di Riset dan Tim Teknis
Jika berbicara soal gaji pembalap, memang beberapa brand sponsor sepakat untuk memberikan bayaran yang lebih tinggi dengan adanya permintaan khusus dari pembalap. Namun beberapa tim saat ini rupanya lebih memilih untuk berinvestasi di sisi riset motor dan juga tim teknis mereka seperti kepala teknis atau manajer tim.
Baca Juga:
Dua Podium Bersejarah Sukses Digaet Tim Formula E Porsche TAG Heuer
Seperti yang dilakukan oleh KTM, mereka merekrut Dani Pedrosa sebagai test rider, lalu merekrut teknisi terbaik seperti Fabiano Sterlacchini dan manager tim Francesco Guidotti. Keduanya adalah orang yang punya peranan besar membuat Ducati lebih kompetitif di era pengembangan dan riset yang mereka kuatkan di sekitar 2016-2017.
Bukan hanya KTM yang memanfaatkan kondisi ini untuk memperbaiki sisi teknisnya, Aprilia dan Suzuki pun melakukan hal yang sama. Bahkan keduanya terlihat ogah bermain di sisi perekrutan pembalap yang terbukti juara dunia sebagai pembalap utama mereka dan tetap merekrut pembalap muda dan yang mau bersama melakukan riset.
Aprilia dan Suzuki Mengeluarkan Bayaran Paling Minim
Salah satu tim yang punya perkembangan yang konsisten adalah Suzuki yang terbukti meraih titel juara dunia di 2020 meski mereka tak berinvestasi untuk bayaran tinggi untuk pembalap. Fokus mereka untuk konsisten melakukan riset dan memperbaiki performa membawa kemenangan terbaiknya di 2020.
Tak jauh berbeda dengan Aprilia yang pelan-pelan mulai kompetitif bersama Aleix Espargaro. Dari rumor yang ada, pembalap asal Spanyol itu bahkan hanya memperoleh bayaran sebesar 4 juta Euro per musimnya dan Ia sepertinya sudah cukup senang dengan apa yang Ia capai saat ini.
Baca Juga:
Jakarta Auto Week Ikut Geser Jadwal Pelaksanaan
Antara Gaji Quartararo dan Riset Yamaha
Fabio Quartararo adalah pembalap yang paling pantas meminta kenaikan gaji setelah meraih titel juara dunianya. Sayanngya, kondisi finansial tim asal Iwata Jepang itu, juga tak baik-baik saja. Meski dikabarkan Quartararo meminta bayaran yang sama dengan Marquez, namun Yamaha sepertinya kesulitan untuk memenuhinya.
Meski demikian, tim biru tua ini juga diduga memberikan jalan tengah untuk menghargai pencapaian pembalap asal Perancis itu. Meski tak disebutkan angkanya berapa, namun ini tentu menjadi jalan terbaik agar Yamaha bisa tetap melakukan riset untuk mengejar ketertinggalam performa dari motor lainnya.
(uda)