Dua Poin Mendasar yang Membedakan Velg Ori dan Replika

Foto: HSR Wheel
Foto: HSR Wheel

Autogear.id – Buat kalangan pecinta otomotif roda empat, modifikasi mobil adalah satu hal yang biasa dilakukan guna ‘mempercantik’ tampilan dari sisi luar maupun dalam. Salah satu komponen yang menunjang tampilan mobil dari sisi luar adalah velg. 

Seperti diketahui, ada banyak pilihan velg dengan ragam desain yang beredar di pasaran. Namun di balik itu, terdapat pula pilihan velg orisinal atau velg ori, dan velg replika atau TW yang merupakan singkatan dari Taiwan. 

Fenomena velg replika memang sudah ramai diperbincangkan beberapa tahun belakangan, dengan pengguna cukup banyak. Bagi pemain modifikasi, untuk menghemat pengeluaran biasanya memilih velg replika atau TW.

Direktur Marketing HSR Wheel, Hendra Wijaya dalam keterangannya mengatakan, velg merupakan salah satu komponen penunjang keamanan dan keselamatan penumpang di dalam mobil. 

“Makanya proses pembuatan velg tidak bisa dilakukan sembarangan, semuanya harus diperhitungkan secara matang,” tukasnya.

Lantas sebenarnya apa perbedaan mendasar antara velg ori dan replika? Sebagai gambaran, velg replika merupakan velg yang diproduksi semirip mungkin dengan aslinya. Mulai dari model, logo, hingga namanya.

Velg TW atau Taiwan sendiri adalah penyebutan lain dari velg replika. Artinya sama, yaitu velg yang diduplikasi. Taiwan memang dikenal sebagai negara pembuat velg replika.

Sedangkan velg orisinal adalah velg yang dari sisi desain, nama, dan logo dibuat langsung oleh brand velg tersebut. Tak ada unsur duplikasi, karena hasil desain dan produksi tim internal masing-masing. “Build quality nya juga tentu lebih terjamin” ujar Hendra.

Ia menjelaskan, secara spesifik ada 2 faktor yang menjadi pembeda antara velg replika dan orisinal. Biasanya dari harga dan kualitas. 

“Velg replika biasanya memiliki harga yang lebih murah dibandingkan velg orinya. Karena pembuatan velg ori melibatkan banyak proses,” sergahnya.

Mulai dari proses konsep desain, riset bahan, pengujian kekuatan, hingga proses produksi. Tahap-tahap ini sangat memakan waktu dan biaya. Sedangkan replika hanya menduplikasi desain velg ori dan diproduksi kembali dengan metode casting, untuk menekan harga.

Faktor kedua adalah sisi kualitas. “Demi menekan biaya, biasanya velg replika cenderung kompromi di bahan, metode produksi, quality control, dan finishingnya yang kurang rapi dibanding velg asli,” sambung Hendra.

Ia menambahkan, komponen yang menyangkut keamanan berkendara ada baiknya jangan diganti asal-asalan. Walaupun setelah itu mobil akan tampil keren, tetap saja percuma jika mengorbankan sisi keamanan. Bahkan ke depannya berisiko membuat kerugian lebih besar.

“Memang tidak ada yang melarang penggunaan velg replika. Namun keselamatan berkendara tetap harus diprioritaskan, hal ini dilakukan bukan demi keselamatan diri sendiri saja, melainkan pengguna jalan lainnya,” jelasnya.

Walaupun dengan menggunakan velg replika atau TW aman di kantong, lanjut Hendra, tetapi belum tentu aman buat diajak berkendara. Apalagi penggunaan daily use, tetap harus berhati-hati.


(acf)