Autogear.id - Unggul lebih dari 90 poin atas Francesco Bagnaia sejak MotoGP Sachsenring, Jerman pada pertengahan Juni 2022 lalu, posisi Fabio Quartararo saat ini justru berada di bawah Pecco dengan selisih 14 poin. Padahal Pecco pun beberapa kali gagal meraih poin termasuk di MotoGP Jepang tiga pekan sebelumnya.
Bahkan pembalap Yamaha lainnya juga mengatakan bahwa motor Yamaha tak begitu kompetitif untuk bisa berkompetisi di sesi balapan, termasuk yang dirasakan oleh Andrea Dovizioso yang membuatnya mengambil keputusan untuk pensiun sebelum akhir musim dari MotoGP. Ia mengatakan bahwa motor yang ditungganginya saat ini tak kompetitif untuk membawanya berkompetisi di urutan terdepan.
Sejak beberapa seri ini pun, perubahan drastis diperlihatkan oleh pencapaian Quartararo. Meski hanya Ia yang sanggup membawa Yamaha jadi kompetitif, namun beberapa seri terakhir ini Ia seperti dibungkam oleh sejumlah masalah utama di motor Yamaha. Masalah bawaan yaitu kurangnya performa di sektor akselerasi, masalah kedua adalah soal kurangnya traksi di roda belakang.
"Alhasil masalah ini memperburuk ketika kita ingin menikung lebih dalam. Sementara jika dipaksakan untuk berbelok lebih tajam, konsekuensi soal penggunaan ban sudah pasti jadi akibat buruknya. Ban akan cepat habis jika dipaksakan untuk mendapatkan traksi. Terlebih di kondisi trek yang memang sangat haus akan kompon ban seperti di Phillip Island ini," keluh Quartararo.
Baca Juga:
Rins & Pecco Bahagia di Atas Penderitaan Quartararo di MotoGP Autralia
Ia menegaskan bahwa saat ini Yamaha M1 tak memiliki masalah berarti saat menjalani sesi latihan ataupun sesi kualifikasi, lantaran motor itu bisa selalu tampil cepat di sesi sendiri. Namun ketika digunakan untuk bertarung dalam balapan, baru terlihat performa yang sebenarnya.
"Kita butuh grip bagian belakang yang lebih baik mengingat motor ini butuh penggunaan ban yang lebih minim dan tentunya bersahabat dengan pembalap lainnya. Meski saya sudah mengendarai motor ini lebih dari kapasitasnya, namun setidaknya jika sisi teknis mendukung, ini akan lebih baik. Motor untuk memenangi balapan itu lebih penting ketimbang motor yang hanya bisa tampil cepat di sesi latihan atau kualifikasi."
Dengan kondisi motor seperti ini, memang pada dasarnya Yamaha belum siap mempertahankan titel juara dunianya tahun ini. Mereka butuh motor yang lebih konsisten dan powerfull seperti motor-motor lainnya. Setidaknya di sisi grip roda belakang yang dulunya jadi kekuatan mereka.
(uda)