Autogear.id – Electric vehicle (EV), khususnya mobil listrik, tampaknya perlahan tapi pasti terus bertambah jumlahnya. Kendati kemudian banyak masyarakat yang bertanya-tanya, apakah EV atau kendaraan listrik aman untuk dipakai berkendara dan berlalu lintas di jalan.
Mengingat pada kendaraan listrik, ada sejumlah kondisi yang harus diperhatikan. Misalnya saja kendaraan listrik memiliki suara yang sangat halus. Atau kalau boleh meminjam tagline promosi Isuzu Panther yang sudah diskontinyu, yakni ‘Nyaris Tak Terdengar’.
“Bicara kesadaran berlalu lintas, di sejumlah negara sudah sangat jarang saya dengar suara klakson di jalan raya. Menurut saya, ini bisa jadi contoh positif buat kita,” ujar Chief of Corporate Affair Astra, Riza Deliansyah, saat berlangsung Festival Indonesia Ayo Aman Berlalu Lintas (IAABL) di Kampus Universitas Balikpapan (Uniba), Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Minggu (18/9/2022).
Menyoal keselamatan berkendara dan berlalu lintas di jalan, terkait penggunaan kendaraan listrik. Dijelaskannya, mau itu kendaraan bensin, solar, ataupun kendaraan listrik, sebenarnya keselamatan berkendara itu tidak terpengaruh oleh faktor kendaraannya.
Baca Juga:
Keliling Kota Bareng Wuling Air ev, Layak jadi Penguasa Baru Jalanan Kota
“Menurut saya, keselamatan berkendara itu tergantung pengemudinya. Terlepas dia mengendarai EV maupun kendaraan berbahan bakar konvensional, ya sama saja, tetap pengemudi,” ujarnya.
Hanya saja lanjut Riza, memang untuk mengendarai kendaraan listrik harus ekstra hati-hati. Mengingat EV nyaris tak ada suaranya. Kalau orang di sekitar EV itu tidak mendapat informasi ada kendaraan listrik melintas dekat mereka, bisa saja berisiko membahayakan orang-orang tersebut.
“Masyarakat kita memang belum terbiasa dengan kehadiran EV. Padahal kecepatan EV tidak bisa juga dibilang pelan, contohnya mobil Tesla,” ungkapnya.
Pada pelaksanaan Festival IAABL 2022, Astra memilih Kota Balikpapan lantaran dianggap punya kontur jalan beserta infrastruktur lain, yang mampu mengakomodir pelaksanaan kampanye keselamatan berlalu lintas.
Adapun Uniba dipilih, karena mahasiswa dianggap mampu berperan sebagai salah satu ujung tombak. Untuk mensosialisasikan sekaligus pelopor kampanye aman berkendara di jalan. Hingga saat ini Astra sudah memiliki lebih dari 9700 pelopor aman berlalu lintas, yang kebanyakan terdiri dari mahasiswa.
Baca Juga:
Bastiannini Pesimis Kejar Ketertinggalan Poin?
“Uniba juga dikatakan menjadi salah satu kampus yang dipersiapkan mendukung adanya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Sehingga kami berpendapat, kolaborasi Astra dan Uniba merupakan konsep kerja sama yang baik,” kata Riza.
Selain itu dikatakan pula, kalau mahasiswa Uniba banyak yang menggunakan sepeda motor Honda. Sehingga masuk penilaian tersendiri, dalam membentuk para pelopor keselamatan berkendara dari kalangan akademisi.
(uda)