Teknologi Otomotif

Intip Cara Kerja Strainer di Kendaraan Niaga Berstandar Emisi Euro4

Isuzu tegaskan pengananan rutin armada truck dan bus untuk memenuhi standardisasi emisi gas buang Euro4. IAMI
Isuzu tegaskan pengananan rutin armada truck dan bus untuk memenuhi standardisasi emisi gas buang Euro4. IAMI

Autogear.id – Adanya kebijakan standar emisi Euro4, idealnya dapat membantu menekan emisi gas buang pada kendaraan. Dimana salah satu tujuannya adalah membuat lingkungan, khususnya kendaraan yang berada di belakang dan juga para pejalan kaki di sekitar menjadi lebih sehat. Para produsen kendaraan dinilai cukup patuh akan penerapan kebijakan standar Euro4 yang dicanangkan Pemerintah. 

Antara lain melalui modernisasi mesin kendaraan, untuk menurunkan emisi gas buang. Terkait produk Isuzu, perusahaan ini sudah mengusahakan kendaraan berstandar emisi Euro4, melalui dihadirkannya mesin common rail. Bahkan dikatakan, mereka menyematkan mesin tersebut sejak tahun 2011. Namun kelihatannya, bukan hanya soal teknologi mesin. 

Ketetapan Pemerintah pun berkembang, mengimbanginya dengan ketetapan kandungan minyak hayati pada solar yang diberi nama B30. Masalahnya, perlu menjadi perhatian, solar B30 yang mengandung 30 persen biosolar membutuhkan penanganan tersendiri. Pada produk Isuzu, penggunaan filter ganda berperan dalam mengoptimalkan penyaringan atau filtrasi solar tadi. Hingga akhirnya sampai di ruang bakar, dan terjadilah pembakaran sempurna.

Akan tetapi, dikutip dari website Isuzu, filter ganda yang secara peran terdiri dari pra-filtrasi dan filtrasi utama akan mendapati tumpukan sisa elemen B30. Sehingga butuh penggantian rutin untuk kedua filter itu. Bagaimana mengantisipasi keadaan tersebut? Dilansir Isuzu-Astra.com, tentu akan berbeda hasilnya jika dilakukan pemasangan strainer pada produk.

Baca Juga:
Sebagai Medium SUV 5 Penumpang, Apa Istimewanya Yaris Cross?

Diketahui, Strainer atau saringan adalah sebuah penampung serupa kerucut yang pertama kali akan dilewati solar, sebelum masuk ke dua filter solar. Fungsi dari strainer ini adalah untuk memisahkan air, partikular padat serta menangkap glycerin yang ada dalam biodiesel atau solar B30. Sehingga dengan strainer ini diharapkan dapat menghambat kandungan tersebut berlanjut ke pre filter dan main filter. 

Dengan begitu, pemilik kendaraan bisa meningkatkan umur operasional filter, yang di sebabkan oleh penggunaan biodiesel. Untuk cara kerja strainer, saat solar dari tangki bahan bakar masuk ke strainer, endapan disaring dan akan diuraikan sesuai berat jenis. Hingga terkumpul atau mengendap di bawah strainer. 

Karena strainer berbahan tembus pandang apabila endapan cukup banyak, maka bisa dipantau dan dibersihkan dengan cara memutar drain plug di bawah, untuk membuang endapan kandungan air dan lainnya. Setelah terfilter dari endapan di strainer, solar akan dialirkan ke pre filter dan main filter, untuk  penyaringan selanjutnya sesuai dengan partikel mikron. 

Alhasil kondisi solar yang keluar dari strainer, pre filter dan main filter sudah lebih baik dan bersih, untuk kemudian solar diteruskan ke supply pump dan injector lalu ke mesin. Adanya penggunaan strainer, membuat mesin cenderung jadi lebih prima, dan masa penggantian filter solar akan lebih lama. Strainer sendiri malah bisa dipakai dalam kurun waktu yang lama.


(uda)