Safety Driving

SIM 'Tembak' B1 dan B2 Laris Manis di Sumatera?

Tes pengajuan SIM B1 dan B2. ist
Tes pengajuan SIM B1 dan B2. ist

Autogear.id: Surat Izin Mengemudi (SIM) merupakan syarat wajib yang harus dimiliki bagi siapapun sebagai kelengkapan mengemudi kendaraan. Bahkan kewajiban memiliki SIM bagi pengemudi sudah diatur dalam undang-undang, dengan demikian jika mengemudi tanpa memiliki SIM artinya melanggar hukum. 

SIM terbagi dalam beberapa jenis. Adapun yang umum dikenal luas adalah SIM A untuk mengendarai mobil serta SIM C untuk sepeda motor. Selain itu ada SIM B1 dan B2 yang dikhususkan kendaraan dengan ukuran besar dan bermuatan berat. 

SIM B1 dan B1 Umum, yakni untuk sopir yang mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan atau umum dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3,5 ton. Sedangkan SIM B2 dan B2 Umum, untuk mengemudikan Kendaraan alat berat, Kendaraan penarik, atau Kendaraan Bermotor lebih dari 3,5 ton dengan menarik kereta tempelan atau gandengan yang diperbolehkan yakni lebih dari 1 ton. 

Jika mengacu pada ukuran dan muatannya, jelas tes mendapatkan SIM B1 dan B2 ini harusnya lebih sulit karena resiko kecelakaan akibat kendaraan besar juga lebih tinggi. 

Namun, cukup disayangkan di beberapa daerah masih ditemukan kasus pengurusan SIM tembak untuk B1 dan B2 tersebut. Fenomena ini dipaparkan oleh pakar safety driving yang juga merupakan Founder & Main Instructor Safety Defensive Consulting Indonesia, Sony Susmana. 

Menurut Sony, fenomena ini masih terjadi karena ulah oknum. "Di Indonesia ini sulit diterapkan kedisiplinan, seperti saat bikin SIM. Karena kan ada oknum yang mempermudah. Contoh bikin SIM B1, B2 itu susah, tapi ada tempat untuk ngurus SIM B1, B2 itu gampang, di Polda Lampung," terang Sony Susmana di program Sambut Iftar ala Medcom (SIAM), Sabtu (16/5/2020). 

Berdasarkan pengalamannya mengajarkan materi safety driving dan defensive driving kepada para supir truk di Sumatera, Sony menemukan fakta yang diakui sendiri oleh para supir tersebut. 

"Jadi begitu pengemudi-pengemudi di Sumatera, SIM-nya Lampung, langsung saya bilang kamu nembak ya, jawabnya iya pak." 

"Miris banget gitu, kenapa Anda ngambil SIM jauh-jauh di Lampung sementara KTP Anda di Palembang? Jawabnya; disana gampang pak, saya di palembang bolak balik nggak lulus," demikian penjelasan Sony menirukan obrolan antara dirinya dengan sang supir. 

Lebih lanjut, ia berharap ke depannya sudah tak ada lagi fenomena SIM tembak. Sony juga menyayangkan adanya oknum yang justru mencoreng institusi kepolisian sebagai lembaga resmi yang mengeluarkan SIM. 


(uda)