Autogear.id: Sebuah penelitian atau hasil studi/kajian resmi mengenai pembalap F1 tercepat sepanjang masa telah dirilis.
Menariknya, hasil studi ini menempatkan Lewis Hamilton di peringkat ketiga daftar pembalap tercepat di bawah Ayrton Senna dan Michael Schumacher.
Studi ini menggunakan algoritma menggunakan data dari semua sesi kualifikasi sejak tahun 1983. Senna pun muncul sebagai pembalap tercepat.
Kesimpulan yang diambil, Senna lebih cepat 0,114 detik dibanding juara dunia tujuh kali Michael Schumacher dalam putaran kualifikasi, dengan Hamilton kalah 0,275 detik di belakang Senna.
Meski begitu, pemegang enam gelar juara dunia, Lewis Hamilton secara statistik merupakan pembalap dengan hasil kualifikasi terbaik sepanjang masa dengan mengklaim 92 kali pole position. Dia melampaui rekor Schumacher sebelumnya yaitu 69 pole pada 2017, sementara Senna memuncaki kualifikasi hanya sebanyak 65 kali.
Sementara itu, hasil studi ini menempatkan Sebastian Vettel di peringkat ke-10 daftar pembalap tercepat. Sedangkan beberapa pembalap juara dunia lainnya seperti Alain Prost, Nelson Piquet, Nigel Mansell, Mika Hakkinen dan Kimi Raikkonen tidak masuk daftar.
Daftar pembalap F1 tercepat sepanjang masa:
1. Ayrton Senna
2. Michael Schumacher + 0.114
3. Lewis Hamilton + 0.275
4. Max Verstappen + 0.280
5. Fernando Alonso + 0.309
6. Nico Rosberg + 0.374
7. Charles Leclerc + 0.376
8. Heikki Kovalainen + 0.378
9. Jarno Trulli + 0.409
10. Sebastian Vettel + 0.435
Dinilai kontroversial
Direktur pelaksana F1, Ross Brawn menjelaskan bahwa urutan berdasarkan algoritma tersebut hanya merujuk pada pembalap dengan waktu tercepat dalam satu lap, sehingga daftar ini tidak berlaku dalam menentukan pembalap terhebat dalam sebuah balapan penuh.
"Apa yang kami lakukan di sini hanyalah untuk mencoba dan mengidentifikasi siapa yang kami pikir sebagai pembalap tercepat, seorang pembalap yang telah menunjukkan kecepatannya dalam satu lap dan belum tentu kehebatan balapannya atau hasilnya," kata Brawn.
"Ada satu atau dua kejutan, tetapi ketika Anda mendalami hal itu, ada beberapa hal yang masuk akal. Seseorang yang bekerja dengan Jarno yang saya kenal sangat baik mengatakan bahwa jika grand prix panjangnya lima lap, dia akan memenangkan setiap balapan karena kecepatannya. fenomenal dalam waktu yang sangat singkat."
Brawn menilai sangat wajar jika banyak penggemar F1 saat ini menganggap kalau studi tersebut kontroversial dan selalu bisa diperdebatkan. Namun baginya hal itu adalah biasa.
"Kami akan mendapatkan banyak perdebatan di sekitarnya dan mungkin kami akan memperbaikinya. Tapi saya pikir orang tidak akan menertawakannya. Karena begitu Anda memahami metodologi, orang akan mulai mengerti," beber Brawn.
(uda)